Dalam laporan yang dikeluarkan hari Selasa (22/10), Amnesty mengatakan Amerika Serikat tampaknya telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius yang bahkan mungkin merupakan kejahatan perang.
Laporan Amnesty itu menguraikan 45 serangan misil oleh pesawat-pesawat tanpa awak di wilayah kesukuan Waziristan Utara, Pakistan, antara bulan Januari 2012 sampai bulan Agustus 2013.
Laporan itu mengatakan dalam satu serangan, seorang nenek berusia 68 tahun tewas oleh serangan pesawat tak berawak ketika ia berada di ladang memetik sayur-sayuran. Menurut laporan tersebut, dalam salah satu serangan, 18 orang buruh tewas oleh serangan pesawat tak berawak ketika mereka bersiap-siap menyantap makan malam mereka.
Para pemimpin Pakistan mengatakan mereka sangat menentang serangan-serangan pesawat tak berawak tersebut, tetapi beberapa pengeritik yakin operasi itu merupakan bagian dari persetujuan rahasia antara Pakistan dan Amerika Serikat dimana Pakistan secara rahasia menyetujui serangan-serangan itu.
Amnesty meminta Amerika Serikat dan Pakistan agar mengungkapkan secara terbuka semua informasi yang mungkin diungkapkan tentang serangan-serangan itu. Laporan itu mengatakan penduduk di daerah dimana pesawat-pesawat itu melakukan serangan, terus-menerus hidup dalam ketakutan akan kekerasan dari semua arah.
Pelapor Khusus PBB Ben Emmerson juga telah menghimbau Amerika Serikat agar lebih transparan. Dalam temuan awal pekan lalu, ia mengutip pejabat-pejabat Pakistan mengatakan serangan pesawat tak berawak telah menewaskan sedikitnya 400 warga sipil.
Pihak berwenang Amerika tidak banyak memberikan informasi kepada publik tentang serangan pesawat tak berawak tersebut, namun mengatakan serangan-serangan itu direncanakan secara berhati-hati untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil. Serangan-serangan itu telah menewaskan tokoh-tokoh penting al-Qaida.
Laporan Amnesty itu menguraikan 45 serangan misil oleh pesawat-pesawat tanpa awak di wilayah kesukuan Waziristan Utara, Pakistan, antara bulan Januari 2012 sampai bulan Agustus 2013.
Laporan itu mengatakan dalam satu serangan, seorang nenek berusia 68 tahun tewas oleh serangan pesawat tak berawak ketika ia berada di ladang memetik sayur-sayuran. Menurut laporan tersebut, dalam salah satu serangan, 18 orang buruh tewas oleh serangan pesawat tak berawak ketika mereka bersiap-siap menyantap makan malam mereka.
Para pemimpin Pakistan mengatakan mereka sangat menentang serangan-serangan pesawat tak berawak tersebut, tetapi beberapa pengeritik yakin operasi itu merupakan bagian dari persetujuan rahasia antara Pakistan dan Amerika Serikat dimana Pakistan secara rahasia menyetujui serangan-serangan itu.
Amnesty meminta Amerika Serikat dan Pakistan agar mengungkapkan secara terbuka semua informasi yang mungkin diungkapkan tentang serangan-serangan itu. Laporan itu mengatakan penduduk di daerah dimana pesawat-pesawat itu melakukan serangan, terus-menerus hidup dalam ketakutan akan kekerasan dari semua arah.
Pelapor Khusus PBB Ben Emmerson juga telah menghimbau Amerika Serikat agar lebih transparan. Dalam temuan awal pekan lalu, ia mengutip pejabat-pejabat Pakistan mengatakan serangan pesawat tak berawak telah menewaskan sedikitnya 400 warga sipil.
Pihak berwenang Amerika tidak banyak memberikan informasi kepada publik tentang serangan pesawat tak berawak tersebut, namun mengatakan serangan-serangan itu direncanakan secara berhati-hati untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil. Serangan-serangan itu telah menewaskan tokoh-tokoh penting al-Qaida.