Puluhan anak Yazidi yang telah diselamatkan dari kelompok teror ISIS di Irak dan Suriah, sekarang menerima perawatan psikologis untuk memulihkan dari penyanderaan yang mereka alami selama bertahun-tahun.
Di kamp pengungsi Qadiya, di dekat Kota Duhok, di kawasan utara Irak-Kurdi, lebih dari 100 anak Yazidi laki-laki dan perempuan mendapatkan bantuan untuk memulihkan dari gangguan psikologis, yang dialami selama dalam penahanan ISIS. Anak-anak yang berusia antara empat sampai 13 tahun itu, diculik ISIS pada Agustus 2014.
Anak-anak diselundupkan dari wilayah yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.
Sebagian besar anak laki-laki itu dilatih oleh ISIS untuk terlibat dalam kemiliteran, sementara banyak anak perempuan mengalami pelecehan seksual.
Zahid Suhail, yang berusia dua belas tahun, adalah salah satu anak laki-laki yang mendapat indoktrinasi ideologi ekstremisme ISIS di Irak dan dikirim ke Suriah untuk mendapat latihan militer, ketika dia baru berusia sembilan tahun.
"Saya pertama kali dikirim ke sebuah kamp militer di Tal Afar selama tiga bulan dan kemudian dipindahkan ke sebuah kamp militer di Mosul," kata Suhail kepada VOA.
"Saya menerima pelatihan agama tentang Quran, kepercayaan, dan kewajiban utama. Mereka kemudian mengadakan ujian dan saya lulus," kata Suhail menambahkan.
Sewaktu di Mosul, Suhail mengatakan, dia juga diajar bahasa Arab dan dilarang menggunakan bahasa ibunya, Kurdi. Dia masih belum bisa berbicara bahasa Kurdi. Keluarga dan psikiaternya berusaha membantunya memulihkan bahasa ibunya.
Setelah menyelesaikan latihan agama, Suhail dikirim ke kota timur Suriah, Deir el-Zour, tempat dia berlatih perang. [ps/jm]