Tautan-tautan Akses

Anak Perempuan 8 Tahun Meninggal di Tahanan Patroli Perbatasan di Texas


Anak-anak migran berbaring di dalam ruangan di pusat penahanan migran di Donna, Texas, 30 Maret 2021 (foto: ilustrasi).
Anak-anak migran berbaring di dalam ruangan di pusat penahanan migran di Donna, Texas, 30 Maret 2021 (foto: ilustrasi).

Seorang gadis kecil dari Panama yang lahir dengan masalah jantung hari Rabu (17/5) meninggal di tahanan Patroli Perbatasan.

Ini kematian anak kedua dari Amerika Latin dalam tahanan pemerintah Amerika dalam dua minggu terakhir.

U.S. Customs and Border Protection CBP, atau Badan Urusan Kepabeanan dan Perlindungan Perbatasan AS, yang merupakan payung badan Perlindungan Perbatasan, mengatakan gadis berusia delapan tahun itu dan keluarganya ditahan di Harlingen, Texas, di Rio Grande Valley, salah satu koridor tersibuk untuk penyeberangan migran. Gadis itu mengalami “darurat medis” dan meninggal di rumah sakit.

Hakim setempat yang memimpin kasus itu, Jesus T. “Chuy” Garcia Jr, telah memerintahkan otopsi.

Konsul Jenderal Honduras, José Leonardo Navas, yang berkantor di McAllen, Texas, mengatakan gadis bernama Anadith Tanay Reyez Alvarez itu diketahui berasal dari Panama, meskipun kedua orang tuanya berasal dari Honduras. Konsul itu mengatakan gadis itu bepergian bersama ayah, ibu dan dua kakaknya.

Ayahnya mengatakan Anadith diketahui lahir dengan masalah jantung dan telah dioperasi tiga tahun lalu di Panama.

Kantor urusan internal CBP akan menyelidiki kematian kedua gadis itu dalam dua waktu berbeda di Texas. Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Kepolisian Harlingen telah diberitahu. Juru bicara Kepolisian Harlingen, Sgt. Larry Moore, mengatakan belum memiliki informasi tentang kematian Anadith.

Kematian Anadith hanya berselang satu minggu dari kematian seorang remaja Honduras berusia 17 tahun, Ángel Eduardo Maradiaga Espinoza, yang bepergian seorang diri. Ia meninggal dalam tahanan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Dalam beberapa minggu terakhir, Amerika telah berjuang keras mengatasi lonjakan jumlah migran yang datang ke perbatasan selatan Amerika. Mereka berharap dapat memasuki wilayah Amerika setelah berakhirnya “Title 42,” aturan yang membatasi migrasi selama perebakan luas pandemi.

Patroli Perbatasan minggu lalu mulai membebaskan para migran di Amerika tanpa pemberitahuan untuk datang ke pengadilan imigrasi, alih-alih memerintahkan mereka melapor ke kantor imigrasi dalam waktu 60 hari. Langkah itu menghemat waktu untuk pemrosesan, sehingga mereka dapat membuka ruang-ruang di fasilitas penahanan. Seorang hakim federal di Florida memerintahkan diakhirinya kebijakan membebaskan migran dengan cepat itu.

Pada tanggal 10 Mei atau satu hari sebelum berakhirnya “Title 42,” Patroli Perbatasan menahan 28.717 migran. Menurut dokumen-dokumen pengadilan, jumlah ini dua kali lipat dari dua minggu sebelumnya. Hingga hari Minggu (14/5) jumlah migran turun 23% menjadi 22.259, tetap tinggi dibandingkan pada hari-hari biasa.

Waktu yang dihabiskan para migran dalam tahanan rata-rata adalah 77 jam, lima jam lebih lama dibandingkan dengan waktu maksimum yang diizinkan berdasarkan kebijakan badan itu. [em/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG