InYo”, kependekan dari Indonesia Yoga adalah pemain baru dalam bisnis industri pakaian yoga di Amerika. Namun di usianya yang baru satu setengah tahun, produk “InYo” sudah merambah, tak hanya Amerika tapi juga manca negara termasuk Indonesia.
Rachel Frey pendiri dan pemilik “InYo” memilih nama tersebut untuk lini pakaian yoganya sebagai suatu penghormatan kepada ibunya dan warisan leluhur Indonesianya dan ia ingin Indonesia menjadi bagian dari produknya. Singkatnya, ia ingin Indonesia menjadi bagian dari “InYo” yang merupakan kependekan dari “Indo Yoga”.
Salah satu penggemar setia “InYo” di Indonesia adalah Dini, instruktur dan pemilik studio yoga di Jakarta.
“Saya jatuh cinta karena bahan yang digunakan beda dengan bahan legging lain yang pernah saya punya, bahan produk “InYo” lebih nyaman, kalau untuk saya rasanya seperti sutra di dalam kulit, tetapi tidak bikin gerah, jadi bahannya cepat kering, tidak terlalu tebal dan nyaman ketika dipakai berolahraga, dan juga mengikuti bentuk tubuh,”kata Dini Maharani Suskandi, salah satu pelanggan “InYo” di Jakarta.
Selain nyaman dipakai, celana yoga “InYo” juga tampil dengan corak dan warna yang cerah, yang menjadikannya berbeda dari produk yang sudah ada sebelumnya.
Robin Tosick, pemilik “Savvy Yogi” dan pelanggan “InYo” yang lain mengatakan, “Saya sangat suka dengan celana yang bermotif. Dulu saya selalu menggunakan warna hitam, atau satu warna untuk celana yoga, tapi saya selalu menginginkan sesuatu yang lebih menarik, dan ketika saya bertemu Rachel dan menemukan celana yoganya, saya senang. Akhirnya saya bisa berekspresi melalui warna dan bisa padu padan dengan atasan yang berbeda-beda.”
Rachel menambahkan, “Celana yoga kami punya karet di bagian pantat, jadi memberikan siluet yang manis terhadap bentuk badan. Saya pikir yang unik tentang “InYo” adalah produk ini diciptakan oleh seseorang yang merancang pola, jadi saya banyak menghabiskan waktu dan tenaga saya untuk memastikan produk ini nyaman dipakai.”
“InYo” lahir dari ide Rachel Frey, anak muda keturunan Indonesia Amerika di San Francisco. Ia memulai bisnis ini melalui situs pencari modal, Kickstarter, yang berhasil memberinya modal awal sebesar 28 ribu dolar.
Rachel yang sudah jatuh cinta dengan menjahit sejak usia 7 tahun dan pernah mengambil kelas membuat pola, kemudian menjalankan sendiri perusahaannya, mulai dari mendesain hinga memasarkannya.
“Saya melakukan semuanya, menyortir bahan, memilih warna, mengirim, semua saya lakukan sendiri. Lalu saya punya pabrik di San Francisco yang membantu saya untuk menjahit. Dan itu satu-satunya bagian yang tidak saya lakukan sendiri, saya mempekerjakan orang lain untuk melakukannya,” kata Rachel.
Dengan menekan biaya operasional dan promosi melalui media sosial seperti Instagram, “InYo” mampu menjual produknya dengan harga lebih murah dari pesaingnya.
Kunci sukses anak muda berusia 29 tahun lulusan Universitas North Western, Chicago, jurusan Teknik Material ini adalah menjalani hal yang memang sesuai minatnya.
“Satu hal yang saya pelajari adalah, saat kita melakukan sesuatu yang benar-benar kita suka, kita kemudian menemukan jalan untuk membuatnya berhasil. Kedengarannya mungkin klise, tapi sudah terbukti berkali-kali,” kata Rachel menutup perbicangan dengan VOA.
Kini produk “InYo” memiliki 7 corak berbeda yang dapat dibeli online di inyowear.com.