China memperkeras posisinya dalam isu-isu keamanan yang kontroversial di kawasan Indo-Pasifik pada Dialog Shangri-La di Singapura akhir pekan lalu. Ketika itu Menteri Pertahanan China Dong Jun mengkritik sejumlah kekuatan eksternal karena menawarkan dukungan militer untuk Taiwan dan menuduh Filipina membahayakan stabilitas di Laut China Selatan.
Sewaktu Dong mengatakan Beijing telah bersikap menahan diri dalam menanggapi apa yang disebutnya sebagai “pelanggaran dan provokasi” yang dilancarkan suatu negara tertentu, tanpa menyebut langsung Filipina, delegasi dari sejumlah negara mengatakan pidatonya “penuh dengan ancaman terselubung.”
“Ada sejumlah ancaman terhadap kawasan dalam pidatonya, termasuk peringatan bahwa ‘separatis Taiwan’ akan dipakukan pada monumen mengenai kejahatan besar terhadap kemanusiaan dalam sejarah dan bahwa negara-negara yang mencampuri upaya Beijing untuk bersatu dengan Taiwan akan menghadapi kehancuran diri,” kata Jennifer Parker, pakar pertahanan di Australian National University dan seorang delegasi pada Dialog Shangri-La.
Selain ancaman mengenai Taiwan, Parker mengatakan pidato Dong juga mencerminkan sikap tak peduli Beijing terhadap tindakan Filipina dalam sengketa teritorial yang tengah berlangsung antara kedua negara di Laut China Selatan. “Jelas ada sikap tidak hormat terhadap Filipina [dalam pidato Dong],” katanya kepada VOA melalui telepon.
Dalam pidato utamanya sepanjang 40 menit, Dong menuduh beberapa kekuatan eksternal, sebutan tak langsung mengenai AS, “merongrong” sentralitas Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan membawa “faktor-faktor tidak stabil terhadap perdamaian dan pembangunan regional.”
Beberapa delegasi Shangri-La dari Filipina mengatakan beberapa negara Asia Tenggara menganggap upaya China untuk “berbicara mewakili ASEAN” sebagai “upaya terang-terangan untuk membajak ASEAN.”
“Penggunaan argumen ‘sentralitas ASEAN’ oleh China tidak berarti apa pun karena negara itu bukan anggota ASEAN tetapi mengklaim berbicara atas nama ASEAN,” kata Justin Baquisal, analis geopolitik berbasis di Manila dan juga delegasi di Dialog Shangri-La, kepada VOA dalam tanggapan tertulis.
Dalam sesi tanya jawab terkait pidatonya, Dong menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai sikap China terhadap perang di Ukraina dan menghabiskan waktu hampir 10 menit untuk menekankan peringatan Beijing terhadap pemerintahan baru Taiwan di bawah Presiden Lai Ching-te, yang dianggap pemerintah China sebagai separatis. [uh/ab]
Forum