Konflik di Timur Tengah memicu sikap permusuhan di Amerika Serikat (AS) di mana aparat keamanan dalam negeri dan penegak hukum terus memantau meningkatnya ancaman terhadap komunitas Yahudi, Arab, dan Muslim.
Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security/DHS) dan Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) mengeluarkan peringatan terbaru pada Rabu (25/10) malam, bahwa “jumlah dan seringnya ancaman meningkat” hanya dalam seminggu terakhir.
“Ancaman-ancaman itu termasuk ancaman bom palsu yang menarget rumah ibadah dan ujaran kebencian online yang menganjurkan serangan terhadap komunitas Yahudi, warga Amerika keturunan Arab, dan Muslim,” kata peringatan itu.
Laporan itu juga merujuk pada penikaman pada 14 Oktober di Illinois, yang menewaskan seorang anak laki-laki Amerika keturunan Palestina berusia 6 tahun dan melukai ibunya dengan parah.
Badan-badan penegak hukum di seluruh negeri, termasuk di New York, Los Angeles dan Washington, meningkatkan patroli polisi dan tindakan keamanan lainnya, pada hari-hari setelah serangan teroris oleh kelompok militan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel.
Langkah-langkah tambahan dilakukan menjelang seruan mantan pejabat Hamas, untuk melakukan hari kemarahan sebagai tanggapan atas serangan udara balasan Israel terhadap Hamas, yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, menewaskan lebih dari 6.500 orang. [ps/lt]
Forum