Para pejabat mengatakan, baik angka bunuh diri maupun tingkat bunuh diri per 100.000 anggota militer aktif meningkat, meskipun kenaikan itu tidak signifikan secara statistik. Jumlah bunuh diri juga meningkat di kalangan anggota cadangan militer, tetapi sedikit menurun di Garda Nasional.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin telah menyatakan masalah itu sebagai prioritas, dan bahwa para pemimpin di Departemen Pertahanan Amerika Serikat serta seluruh angkatan militer tengah berupaya mengembangkan program-program peningkatan bantuan kesehatan mental untuk pasukan dan mendorong pendidikan terkait keamanan, penguncian, dan penyimpanan senjata. Namun, banyak program yang belum diterapkan sepenuhnya, dan langkah-langkah yang telah diambil masih jauh dari standar keamanan senjata yang tegas atas rekomendasi sebuah komisi independen di Amerika Serikat.
Kenaikan angka bunuh diri itu dipicu oleh lonjakan jumlah kematian di Angkatan Darat dan Angkatan Udara, sementara jumlah kasus bunuh diri di Korps Marinir dan Angkatan Laut sedikit menurun, kata para pejabat. Mereka berbicara dengan syarat anonim saat menyampaikan rincian yang belum dipublikasikan itu.
Secara keseluruhan, ada 523 kasus bunuh diri yang tercatat pada tahun 2023, sementara pada tahun sebelumnya terdapat 493 kasus. Jumlah tentara aktif yang tewas karena bunuh diri naik dari 331 menjadi 363.
Para pejabat departemen itu menambahkan, akibat berkurangnya jumlah tentara aktif dalam beberapa tahun terakhir, mereka menilai tingkat bunuh diri (rasio bunuh diri per jumlah tentara) lebih akurat dibandingkan hanya melihat jumlah bunuh diri secara keseluruhan. Tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah tentara aktif yang mencakup sekitar 1,28 juta, pasukan cadangan sekitar 330.000 tentara, dan Garda Nasional sebesar hampir 430.000 tentara. Tingkat bunuh diri di kalangan tentara aktif dan pasukan cadangan meningkat, sementara di Garda Nasional sedikit lebih rendah.
Secara umum, tren sejak 2011 menunjukkan kenaikan angka bunuh diri terjadi di kalangan anggota militer aktif, sementara angka di Garda Nasional dan pasukan cadangan cenderung stabil.
Analisis dalam laporan tahunan tersebut, yang diperkirakan dirilis pada Kamis (14/11, juga menunjukkan adanya tren kasus bunuh diri yang terus berlanjut di kalangan militer dan bagaimana cara mereka melakukannya. Para pejabat mengungkapkan, laporan itu menunjukkan bahwa mayoritas pelaku bunuh diri adalah tentara laki-laki muda yang terdaftar di militer—sebagian besar dari mereka melakukannya dengan senjata api.
Menanggapi laporan tersebut, Menteri Pertahanan Lloyd Austin merilis kampanye baru untuk mengatasi bunuh diri di kalangan tentara, tetapi pihak kementerian memilih untuk tidak memberlakukan langkah-langkah perubahan penting tentang senjata api yang disarankan komisi independen. Pentagon justru menyatakan akan memberikan “insentif” untuk penyimpanan senjata yang aman, menyediakan lebih banyak tempat penyimpanan, dan meningkatkan pendidikan publik tentang cara menyimpan senjata dengan aman—langkah-langkah yang mirip dengan yang sudah dibahas para pejabat sebelumnya.
Pejabat pertahanan senior memaparkan bahwa perubahan-perubahan tersebut, yang mencakup pemberian kupon kepada para tentara untuk membayar sebagian biaya penguncian dan penyimpanan senjata, masih dalam proses tetapi belum final. Mereka masih terus memperbarui program pelatihan agar bisa lebih baik dalam mengajarkan tentara soal cara menyimpan dan menggunakan senjata dengan aman, serta meredam stigma ketika mencari dukungan kesehatan mental.
Selain itu, dinas militer Amerika Serikat tengah merekrut personel untuk mengisi program pencegahan bunuh diri, dan hingga musim panas tahun ini, sudah ada sekitar seribu tenaga ahli yang dipekerjakan. [br/ab]
Forum