Angkatan Udara China mengadakan latihan penerbangan di sekitar Taiwan, Kamis (26/4) yang disebutnya sebagai suatu “pergeseran historis” dalam kemampuan tempurnya.
Sebuah artikel yang dimuat di mikroblog resmi Angkatan Udara menyebutkan sejumlah misi diluncurkan dari beberapa pangkalan dengan menyertakan pesawat-pesawat yang mencakup pesawat tempur, pesawat peringatan dini dan pesawat bomber jarak jauh H-6K.
Pesawat-pesawat itu mengitari Taiwan, singgah di Selat Bashi di bagian selatan dan Selat Miyako di arah utara di perbatasan lautnya dengan Jepang.
China mengklaim Taiwan sebagai teritorinya yang akan direbut dengan paksa jika perlu. Ancaman militer semakin menonjol dalam beberapa pekan ini melalui latihan perang dan pernyataan-pernyataan keras dari China. Kegiatan ini dianggap sebagai respons terhadap apa yang dirasakannya sebagai upaya pemerintah Taiwan untuk menegaskan status kemerdekaannya secara de facto.
Latihan penerbangan itu bertujuan untuk mengirim pesan yang “jelas dan nyata” kepada berbagai kekuatan di Taiwan yang mendorong kemerdekaan resminya, kata jJuru Bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Wu Qian
kepada wartawan dalam konferensi pers bulanan hari Kamis.
Wu mengatakan, perlu ditegaskan bahwa upaya kemerdekaan Taiwan akan gagal dan setiap upaya untuk menggunakan kekuatan dalam melawan upaya unifikasi tidak akan berhasil. [uh]
