Pemerintah propinsi Jawa tengah membagikan ribuan paket sembako gratis dan pasar murah di berbagai daerah. Langkah ini juga untuk antisipasi kenaikan harga bahan pangan pokok selama bulan Puasa hingga jelang lebaran dan beredarnya bahan pangan dari bahan baku tak layak konsumsi atau palsu.
Sekitar seribu warga mengantri berjubel di sejumlah tenda di Laweyan Solo, Selasa siang (23/6). Mereka yang berjubel mengantri membawa kertas kupon warna tertentu. Kupon ini ditukar dengan paket bungkusan plastik berisi beras, gula, minyak goreng, dan ikan segar.
“Bapak/ Ibu, waspadai produk pangan palsu dari bahan baku palsu, kadaluarsa atau tak layak konsumsi. Apalagi ini menjelang lebaran. Kemarin kita gempar karena isu beras plastik, merica palsu, ketumbar palsu, dan saat ini ada kabar sayur dan buah-buahan yang disuntik dengan kimia tertentu agar kelihatan bagus, menarik, padahal suntikan itu sangat berbahaya kalau dikonsumsi. Amati kualitas produknya, teliti tanggal kadaluarsanya,” demikian suara penyelenggara melalui speaker, mengingatkan warga memeriksa tanggal kadaluarsa barang yang dibeli dan antisipasi peredaran produk pangan dari bahan baku palsu.
Salah seorang penerima, Maria, mengaku senang mendapat paket gratis kebutuhan pokok ini. “Ya ini tadi saya dapat gratis. Kupon kemarin dikasih sama pak RT. Saya dapat beras, gula, minyak goreng, dan ikan segar. Ya lumayan meringankan kebutuhan, apalagi ini mau Lebaran,” kata Maria.
Ada pula warga yang membeli paket subsidi sembako dengan harga paket sekitar 30 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah. Salah satu warga pembeli paket sembako bersubsidi, Tatik, mengatakan paket sembako ini berisi beras, gula, minyak goreng, mie instan, dan lainnya. Harga ini, tegas Tatik, jauh lebih murah 30 persen dibanding harga di pasar atau swalayan apalagi saat bulan puasa dan Lebaran.
“Saya beli paket sembako 50 ribu rupiah, ini dapat beras, gula, minyak goreng, dan mie instan. Ya kalau dibanding harga di pasar atau swalayan ini jauh lebih murah. Kalau dihitung harga, totalnya bisa 80 ribu rupiah lah,” jelas Tatik.
Seperti inilah suasana pasar murah yang berlangsung di Solo hari ini. Kepala Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Propinsi Jawa tengah, Whitono mengatakan pasar murah ini untuk mengantisipasi melonjaknya harga sembako jelang Lebaran dan peredaran bahan pangan tak layak konsumsi , termasuk kadaluwarsa dan bahan baku palsu.
Menurut Whitono, pasar murah digelar di berbagai daerah di Jawa Tengah hingga jelang Lebaran nanti.
“Pasar murah ini kita gelar di sejumlah daerah di Jawa tengah, kemarin di Ungaran, hari ini di Solo, besok di Kota Semarang, dan Magelang. Ini baru pasar murah dari badan Ketahanan Pangan pemerintah Propinsi Jateng loh, masih banyak pasar murah yang juga digelar instansi lain antara lain Disperindag maupun dinas koperasi pemprop Jateng, malah lebih banyak lokasinya," kata Whitono.
"Ya, ini untuk menstabilkan harga bahan pangan pokok masyarakat. Ini kan menjelang Lebaran, biasanya harga kebutuhan pangan pokok naik. Kalau menjelang hari raya keagamaan, termasuk Lebaran, kebutuhan masyarakat pada bahan pangan melonjak," lanjutnya.
Lebih lanjut dikatakan Whitono, bahwa penyelenggara juga mengantisipasi agar produk pangan yang kadaluarsa maupun berbahan baku palsu, seperti yang merebak isu beras plastik, merica palsu, dan sebagainya tidak beredar di pasaran melalui pasar murah ini.
"Kita waspadai supaya masyarakat bisa mendapat bahan pangan yang terjangkau dan aman dikonsumsi,” imbuhnya.
Ada sekitar 200 paket sembako gratis senilai 67 ribu rupiah dan 800 paket sembako murah bersubsidi senilai 83 ribu rupiah untuk masyarakat di Solo. Setiap paket sembako subsidi, berisi lima kilogram beras, gula pasir dua kilogram, minyak goreng satu liter. Paket tersebut harganya 50 ribu rupiah.
Sementara itu, data pemrop Jawa Tengah menunjukkan stok beras dan bahan pangan di wilayahnya mencapai 170 ribu ton di Bulog dan cukup untuk lima hingga enam bulan mendatang. Sedangkan cadangan beras dan bahan pangan di masyarakat mencapai 1,9 juta ton mencukupi untuk delapan hingga sembilan bulan ke depan.
Kenaikan harga bahan pangan di Jawa Tengah di kisaran 5-10 persen yang meliputi beras, telur, daging ayam, dan cabai merah keriting.