Tautan-tautan Akses

Apakah Pembatasan Perjalanan Masih Berguna?


Pelancong mengantre untuk pemeriksaan di dekat tanda tempat pengujian COVID-19 di Bandara Internasional Los Angeles di Los Angeles pada 24 November 2021. (Foto: AP)
Pelancong mengantre untuk pemeriksaan di dekat tanda tempat pengujian COVID-19 di Bandara Internasional Los Angeles di Los Angeles pada 24 November 2021. (Foto: AP)

Hampir dua tahun setelah virus corona pertama kali dilaporkan di China, varian baru yang ditemukan oleh para ilmuwan di Afrika Selatan menyebabkan pemberlakuan putaran baru pembatasan perjalanan yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Warga Amerika, Portia Steele sudah setengah jalan menuju ke Taman Nasional Kruger di luar Johannesburg, ketika dia mendengar tentang pembatasan perjalanan baru yang melarang warga AS bepergian ke Afrika Selatan, tempat varian omicron dari virus corona pertama kali terungkap.

“Saya mendapat SMS dari teman dan keluarga saya tentang bagaimana mereka membatasi perjalanan di Inggris, dan mungkin akan membatasi perjalanan saya kembali ke AS," katanya.

Steele mempersingkat wisata pertamanya ke Afrika Selatan itu dari sepuluh hari menjadi hanya dua hari. Ia memesan empat penerbangan berbeda untuk kembali ke AS sebelum pembatasan diberlakukan.

Seorang pria berjalan melalui bagian sepi bandara Johannesburg OR Tambo, Afrika Selatan, Senin 29 November 2021. (Foto: AP)
Seorang pria berjalan melalui bagian sepi bandara Johannesburg OR Tambo, Afrika Selatan, Senin 29 November 2021. (Foto: AP)

Steele diwajibkan mempunyai kartu vaksinasi sebagai bukti telah divaksinasi, tes negatif COVID dan tes rapid di bandara, sebelum ia naik pesawat dari Johannesburg. Setibanya di AS, ia disambut oleh petugas dari Pusat Pengawasan Penyakit, yang memberi perangkat tes mandiri dan mewajibkan dirinya melakukan karantina mandiri seandainya hasil tes itu positif.

“Bepergian pada masa COVID kita harus menyadari bahwa segala sesuatunya dapat berubah pada saat dan kita harus fleksibel, Jadi saya hanya mengingatkan kepada siapa pun untuk bersikap fleksibel karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika berada di luar negeri," katanya.

Namun hampir dua tahun setelah pandemi, ada yang mempertanyakan apakah pembatasan perjalanan secara mendadak itu berguna.

Peneliti penyakit menular dari University of Virginia, Dr. Patrick Jackson mengatakan, hampir dapat dipastikan dunia akan melihat lebih banyak varian virus corona di negara yang tingkat vaksinasinya rendah, seperti Afrika Selatan. Dia meminta negara-negara untuk lebih fokus agar rakyatnya divaksinasi daripada membatasi perjalanan.

“Salah satu kegagalan utama kebijakan pandemi kita sejauh ini adalah tidak memberi vaksin kepada negara berkembang dan memastikan bahwa penduduk di seluruh dunia divaksinasi," katanya.

Dr. Anthony Fauci adalah pakar penyakit menular terkemuka AS dan kepala penasihat medis presiden. Setelah kasus omicron pertama di AS terungkap beberapa hari lalu, Fauci memperbarui seruan agar orang-orang divaksinasi dan membela pembatasan perjalanan baru dari Gedung Putih.

Apakah Pembatasan Perjalanan Masih Berguna?
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:30 0:00

“Tidak ada yang merasa, larangan bepergian akan mencegah orang yang tertular masuk ke Amerika. Tetapi kami perlu waktu lebih banyak agar bisa melakukan persiapan, memahami apa yang sedang terjadi. Bagaimana sifat virus ini dan penularannya”.

Lebih dari tiga puluh negara telah menutup perbatasan mereka dan lebih banyak lagi yang memberlakukan tindakan lebih ketat sebagai tanggapan terhadap omicron. [ps/jm]

XS
SM
MD
LG