Di antara ribuan warga Afghanistan yang diterbangkan ke Amerika dalam evakuasi kacau dari Kabul Agustus lalu, sekitar 50 orang sedang diawasi oleh pihak berwajib karena "secara signifikan berpotensi menimbulkan masalah keamanan."
Pejabat AS tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa ke-50 orang itu bisa saja anggota kelompok Taliban yang sekarang memerintah Afghanistan.
Sebuah laporan inspektur jenderal Departemen Pertahanan bulan lalu menyimpulkan bahwa “kantor-kantor (perwakilan) AS tidak menggunakan semua data yang tersedia ketika menyeleksi pengungsi Afghanistan” dan bahwa “Amerika menghadapi potensi risiko keamanan” jika warga Afghanistan tertentu “diizinkan untuk tinggal di AS.”
Laporan itu membuat khawatir anggota parlemen di Capitol Hill. Awal bulan ini, Senator Susan Collins, seorang senator Partai Republik dari Maine, mengatakan bahwa memenuhi kewajiban Amerika kepada warga Afghanistan “tidak berarti berkompromi pada proses pemeriksaan yang menyeluruh dan komprehensif bagi warga Afghanistan yang berhasil naik pesawat sebelum pesawat terakhir AS meninggalkan landasan pacu (di bandara Kabul).”
Collins berbicara pada sidang dengar di mana ia menekan Direktur Intelijen Pertahanan Scott Berrier tentang keberadaan “sekurangnya 50 orang yang memiliki masalah keamanan.” Berrier menjawab bahwa ia tidak mengetahuinya namun akan "memberi jawaban" kepada Collins.
Pejabat di Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), yang membawahi badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai, belum menanggapi beberapa pertanyaan VOA mengenai status dan keberadaan 50 pengungsi Afghanistan yang dimaksud.
Departemen Luar Negeri, yang membantu mengoordinasikan evakuasi 124.000 lebih warga Afghanistan tahun lalu, mengatakan perbaikan terus dilakukan pada program pemukiman kembali Afghanistan. [my/pp]