Kebakaran besar melanda kamp pengungsi warga Muslim-Rohingya yang penuh sesak di selatan Bangladesh hari Minggu (5/3), membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Associated Press mengutip keterangan Emdadul Haque, seorang petugas pemadam kebakaran, melaporkan tidak ada korban luka-luka atau meninggal yang dilaporkan akibat kebakaran di kamp Balukhali, di distrik Cox’s Bazar itu.
UNHCR di Bangladesh mencuit bahwa relawan pengungsi Rohingga berupaya memadamkan kebakaran dan memberi dukungan pada para pengungsi. “Sejauh ini 2.000 tenda penampungan rusak atau hancur. Dua belas ribu pengungsi Rohingya kembali kehilangan semua milik mereka. Sembilan puluh fasilitas, termasuk rumah sakit dan tempat belajar, terbakar habis.”
Hafez Rahim Ullah dan Amena Akhter mengatakan kepada Associated Press bahwa semua barang mereka hancur. “Saya sedang membawa ibu saya ke dokter. Ketika kembali, semuanya sudah terbakar,” ujar Akhter dengan lirih.
Lebih dari satu juta pengungsi Muslim-Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh selama beberapa dekade ini, termasuk sekitar 740.000 orang yang melintasi perbatasan pada Agustus 2017 ketiak militer Myanmar melancarkan tindakan penumpasan.
Kondisi di Myanmar semakin memburuk pasca kudeta militer 1 Februari 2021 dan upaya memulangkan para pengungsi berulangkali gagal.
Tahun lalu Amerika mengatakan penindasan terhadap warga Rohingya di Myanmar setara dengan genosida. Hal ini disampaikan setelah Amerika mengkonfirmasi laporan tentang kekejaman massal terhadap warga sipil oleh militer Myanmar, yang merupakan kampanye sistematis terhadap etnis minoritas itu.
Warga Muslim-Rohingya menghadapi diskriminasi yang meluas di Myanmar, yang mayoritas beragama Budha. Sebagian besar warga ditolak kewarganegaraannya, demikian pula hak-hak lainnya. [em/jm]
Forum