Tautan-tautan Akses

Aplikasi Media Sosial Baru Trump Alami Gangguan


Ilustrasi aplikasi "Truth Social" dengan latar belakang foto mantan presiden AS Donald Trump di layar komputer di Los Angeles, 20 Oktober 2021. (Chris DELMAS / AFP)
Ilustrasi aplikasi "Truth Social" dengan latar belakang foto mantan presiden AS Donald Trump di layar komputer di Los Angeles, 20 Oktober 2021. (Chris DELMAS / AFP)

Aplikasi media sosial baru Donald Trump telah diluncurkan secara bertahap, tetapi ribuan calon pengguna, Senin (21/2) mengalami gangguan atau masuk dalam daftar tunggu karena apa yang dikatakan aplikasi itu permintaan yang sangat besar.

Devin Nunes, CEO Trump Media & Technology Group (TMTG), mengatakan aplikasi yang disebut "Truth Social" itu akan "beroperasi penu"h pada akhir Maret. TMTG adalah perusahaan induk aplikasi baru tersebut.

"Truth Social", Senin pagi (21/2), menduduki daftar puncak aplikasi yang paling banyak diunduh di Apple App Store AS, mengalahkan TikTok, YouTube, dan Instagram. Tetapi upaya untuk mengunduhnya membuat orang frustrasi. Beberapa mendapat pesan: "Ada yang tidak beres. Silakan coba kembali."

Seorang wartawan AFP yang mencoba mendaftar, Senin (21/2) mendapat ucapan terima kasih telah bergabung, tetapi disertai pesan tambahan karena permintaan besar-besaran, aplikasi itu menempatkannya dalam daftar tunggu.

Mantan Presiden Donald Trump di sebelah layar ponsel yang menampilkan aplikasi Truth Social, di Washington, DC, pada 21 Februari 2022.(Foto ilustrasi Stefani Reynolds / AFP)
Mantan Presiden Donald Trump di sebelah layar ponsel yang menampilkan aplikasi Truth Social, di Washington, DC, pada 21 Februari 2022.(Foto ilustrasi Stefani Reynolds / AFP)

Trump berharap "Truth Social" akan membantu mengatasi larangan awal tahun lalu oleh Facebook, Twitter, dan YouTube, dan memberikan platform baru kepada mantan presiden dari Partai Republik itu, saat ia berupaya meningkatkan popularitasnya menjelang pemilihan 2024.

Perusahaan-perusahaan besar teknologi melarang Trump setelah serangan terhadap Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, di tengah tuduhan bahwa ia telah menggunakan media sosial untuk menghasut para pengikutnya untuk menggunakan kekuatan dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan 2020.

Sebelum dilarang, Trump memiliki sekitar 89 juta pengikut di Twitter dan menggunakan platform itu terus-menerus, baik untuk pernyataan presiden maupun untuk menyerang saingannya.

Masih terlalu dini untuk mengetahui berapa banyak orang yang pada akhirnya akan mengikuti Trump ke platform barunya ini. [my/jm]

XS
SM
MD
LG