China dan Arab Saudi pada Kamis (16/3) menandatangani sejumlah nota kesepahaman dan surat resmi bisnis yang tak berkekuatan hukum (letters of intent) yang memiliki nilai potensi sekitar US$65 miliar, dalam kunjungan Raja Salman ke Beijing, menurut seorang diplomat China.
Wakil Menteri Luar Negeri China, Zhang Ming mengatakan, perjanjian-perjanjian itu mencakup investasi, energi, antariksa dan bidang-bidang lain, namun tidak ada rincian lebih lanjut.
Raja berusia 80 tahunan itu, yang telah memimpin peluncuran rencana reformasi ekonomi yang ambisius sejak naik tahta dua tahun lalu, sedang dalam lawatan satu bulan ke Asia. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempromosikan peluang-peluang investasi di kerajaan tersebut, termasuk penjualan saham raksasa minyaknya, Saudi Aramco.
Saudi telah mencari cara untuk mendongkrak penjualan minyak ke China, pasar minyak terbesar kedua di dunia, setelah kalah dalam mendapatkan pangsa pasar dari Rusia tahun lalu, dengan bekerjasama sebagian besar dengan tiga perusahaan minyak teratas di China.
Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Salman, kunjungannya menunjukkan nilai penting dalam hubungan dengan China.
"Kunjungan ini akan mendorong dan terus meningkatkan kualitas hubungan kita dan memberikan manfaat baru," ujar Xi. [hd]