Arab Saudi telah melampaui India sebagai importir senjata terbesar di dunia, dit engah ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.
Impor senjata Arab Saudi tahun lalu melonjak 54 persen menjadi US$6,5 miliar, disusul India dengan $5,8 miliar menurut dokumen yang dirilis Minggu (8/3) oleh lembaga kajian perdagangan senjata dunia IHS. Impor Arab Saudi diperkirakan akan naik lagi menjadi $9,8 miliar tahun ini, kata IHS, berdasarkan jadwal pengiriman senjata.
Penulis laporan itu, Ben Moores, mengatakan “kita melihat keretakan politik di seluruh pelosok Timur Tengah dan, pada saat bersamaan, negara-negara itu mempunyai minyak sehingga mereka bisa mempersenjatai dan melindungi diri serta memaksakan kehendak mereka terkait dinamika kawasan itu.”
Arab Saudi sedang membangun armada persenjataannya ditengah pergeseran geopolitik di Timur Tengah, sementara Amerika mencari dukungan untuk menumpas militan Negara Islam (ISIS), kata David Cortright. Ia adalah direktur pada Institut Kajian Internasional di Universitas Notre Dame.
Laporan itu mengatakan Arab Saudi sempat tertinggal dalam pembelian senjata karena tidak memiliki kemampuan mengoperasikan teknologi canggih. Namun, kata Ben, negara itu memiliki semakin banyak warga berpendidikan tinggi dan pandai teknologi.
Peraih manfaat terbesar dari meningkatnya pasar senjata di Timur Tengah adalah Amerika, kata kantor berita AP. Amerika mengekspor senjata senilai $8,4 miliar kesana tahun lalu – naik dari $6 miliar pada 2013.
Secara global, perdagangan senjata tahun lalu naik untuk tahun keenam berturut-turut. Impor mencapai $64,4 miliar dari $56 miliar.
Amerika masih menjadi eksportir terbesar senjata dengan $23,7 miliar, diikuti Rusia dengan $10 miliar, lalu Perancis, Inggris, Jerman, Italia, Israel, China, Spanyol dan Kanada.
India adalah importir terbesar tahun lalu, diikuti China, Uni Emirat Arab, Taiwan, Australia, Korea Selatan, Indonesia, dan Turki.