Presiden Suriah Bashar al-Assad hari Selasa menghadapi peningkatan tekanan internasional untuk mengakhiri penumpasan terhadap pembangkangan setelah komite HAM majelis Umum PBB memutuskan untuk “mengutuk keras” situasi di negara itu.
Resolusi itu, yang diajukan hari Senin oleh Jerman, menyampaikan keprihatinan mengenai kegagalan Presiden Assad untuk menerapkan sebuah prakarsa Liga Arab yang akan mengijinkan liga itu mengirim beberapa pengawas ke Suriah.
Resolusi itu juga mengutuk keras apa yang disebutnya “berlanjutnya pelanggaran HAM yang serius dan sistematis oleh pihak berwenang Suriah,” termasuk pembunuhan sewenang-wenang, penggunaan kekerasan secara berlebihan dan pembunuhan demonstran dan aktivis HAM.
Suriah mendapat dukungan dalam pemungutan suara itu dari negara-negara sahabatnya seperti Iran, Kuba, Korea Utara dan Venezuela. Tetapi sekutunya yang terdekat dan paling berpengaruh, Rusia, abstain. Tiongkok juga abstain.
Liga Arab, yang telah menangguhkan keanggotaan Suriah, berencana bertemu hari Kamis untuk membahas krisis Suriah.
Sementara itu, kelompok HAM Syrian Observatory for Human Rights yang berkantor di Inggris memberitahu VOA bahwa pasukan keamanan hari Selasa menewaskan sedikitnya 16 orang diseluruh pelosok Suriah.
Dokter Mousab Azzawi mengatakan terjadi krisis kemanusiaan di Hama, sementara di kota kecil Tiba, pasukan keamanan menangkap 144 orang dalam penggerebekan rumah mereka dan memberlakukan jam malam. Dokter Azzawi juga mengatakan partisipasi mahasiswa meningkat dalam berbagai protes anti-pemerintah.