Kekerasan di ibukota Irak telah menewaskan 24 orang pada awal pemilihan legislatif pertama di negara itu sejak tahun 2005. Sumber di Departemen Dalam Negeri Irak mengatakan, sekurang-kurangnya 12 orang tewas dan delapan lainnya cedera ketika sebuah ledakan menghancurkan sebuah gedung di Baghdad. Ledakan terdahulu, ketika TPS baru dibuka, menewaskan empat orang, melukai delapan lainnya.
Delapan orang lagi tewas dalam ledakan-ledakan lain di Baghdad. Sejumlah mortir mengenai sasaran di Baghdad, termasuk Zona Hijau di mana terdapat gedung parlemen, kedutaan besar Inggris dan kedutaan besar Amerika. Rakyat Iraq memberikan suara dalam pemilihan yang dianggap sebagai ujian penting bagi kemampuan Irak menjaga keamanan dan melakukan serah terima kekuasaan dengan mulus setelah invasi yang dipimpin Amerika tahun 2003.
Sekitar 19 juta orang berhak memberikan suara dalam pemilihan legislatif yang diikuti sekitar 6.200 calon legislator, yang memperebutkan 325 kursi parlemen.
Pengamanan sangat ketat di seluruh Irak dengan puluhan ribu tentara dan polisi merondai jalan-jalan. Sebuah kelompok yang berkaitan dengan Al-Qaida, bernama Negara Islam Iraq, telah memperingatkan bahwa setiap orang yang memutuskan memberi suara menanggung resiko untuk dibunuh.