Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dr. Sarbini Abdul Murad kepada VOA, pada hari Minggu, memastikan lima dari 12 WNI yang tergabung dalam misi kemanusiaan ke Jalur Gaza, ‘Freedom Flotilla to Gaza,' telah diberangkatkan ke Jakarta. Empat di antaranya berangkat dari Amman, Yordania, sementara seorang lagi berangkat dari Turki. Mereka diperkirakan tiba di Jakarta, Senin siang.
Dua orang yang mengalami luka berat adalah Oktavianto Baharudin, yang dibawa ke sebuah rumah sakit di Istanbul, Turki, dan Surya Fahrizal, dirawat di rumah sakit di kota Haifa, Israel. Kedua korban dikabarkan dalam keadaan baik dan stabil. Namun, belum dapat dipastikan kapan kedua aktivis ini dapat dipulangkan ke Indonesia.
Sementara itu, Surya Fahrizal, wartawan majalah Hidayatullah, menyusul tiba di Amman pada Minggu siang, dan langsung menjalani pemeriksaan darah untuk memastikan kondisi darah mereka benar-benar steril. Hal itu dilakukan setelah seorang relawan Turki dinyatakan positif diracuni tentara Israel. Dr. Sarbini menjelaskan, ini merupakan prosedur umum yang biasa dilakukan para tawanan yang dibebaskan oleh Israel.
“Ini isu internasional. Orang-orang yang diperiksa dari tahanan Israel semua diperiksa. Ini (pernyataan) dari seluruh negara yang warganya ikut dalam kapal Mavi Marmara. Ini kemungkinan yang dikuatirkan bisa masuk lewat makanan, minuman dan lewat transfusi darah, karena ada yang tertembak,” ujar dr. Sarbini.
Sepuluh relawan Indonesia yang berada di Amman, Yordania, sudah menjalani tes darah untuk mengetahui keberadaan racun, dan hasilnya negatif. Meskipun demikian, dampak jangka panjang dari penyebaran racun radioaktif sulit untuk diketahui.
Sementara itu, dalam sidang darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, pada hari Minggu, pemerintah Indonesia mendesak OKI untuk tidak hanya mengutuk tindakan keji dan pengecut Israel, namun lebih dari itu, memastikan Israel bertanggung jawab dan mengakhiri blokade atas jalur Gaza serta wilayah Palestina yang diduduki.
“Sebagai organisasi yang menghimpun aspirasi masyarakat muslim, OKI bisa kita dorong dan manfaatkan. Berbagai perspektif bisa dipakai untuk menekan Israel. Di forum Dewan HAM PBB di Jenewa telah berhasil mengadopsi satu resolusi untuk melakukan investigasi. Harapan kita dari sisi OKI akan ada kesimpulan yang sama, sehingga tekanan internasional ini akan diperhatikan oleh Israel,” jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan kembali posisi Indonesia dalam menggalang solidaritas internasional bagi Palestina.