Pemerintahan Trump, hari Rabu (15/7) mempertegas upayanya untuk mencegah penyelesaian pipa gas alam baru Jerman-Rusia dan Turki-Rusia dengan memperingatkan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek-proyek itu akan dikenakan sanksi AS kecuali jika mereka menghentikan pekerjaannya.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengumumkan pemerintah mengakhiri aturan-aturan lama yang telah menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya terlibat dalam pembangunan pipa dari sanksi UU Melawan Musuh Amerika ( CAATSA ), undang-undang tahun 2017 yang bertujuan menghukum Rusia, khususnya karena campur tangannya dalam pemilihan umum dan hal-hal lain di AS.
Langkah ini membuka jalan bagi sanksi ekonomi dan keuangan AS terhadap perusahaan Eropa dan asing lainnya terkait proyek Nord Stream 2 dan TurkStream, termasuk yang telah bekerja di jaringan pipa sebelum berakhirnya CAATSA dan sebelumnya terbebas dari sanksi CAATSA.
Pemerintahan Trump telah melobi Eropa, khususnya Jerman, untuk mencampakkan jaringan pipa itu, yang diyakini akan meningkatkan ketergantungan benua itu pada energi Rusia. Langkah hari Rabu itu keluar sementara RUU Kongres yang akan mengamanatkan pengenaan sanksi yang telah disahkan oleh CAATSA diajukan.
Pompeo mengatakan akan mengangkat masalah ini dalam perjalanan singkatnya ke Eropa minggu depan ketika ia berencana melawat ke Inggris dan Denmark. Denmark tahun lalu mencabut keberatan lingkungan atas sebagian pipa Nord Stream 2, yang memungkinkan dimulainya penyelesaian pembangunan pipa-pipa tersebut.
AS menjadi penentang keras pipa Nord Stream 2, yang akan mengangkut gas alam sekitar 1.200 kilometer di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman. Bersama negara-negara Eropa Timur yang juga menentang proyek tersebut, pemerintah AS berpendapat jalur pipa itu akan membuat Eropa sangat tergantung pada Rusia. [my/jm]