HOUSTON —
Melonjaknya produksi gas alam dan bahan bakar di Amerika mengubah cara pandang dunia akan energi. Peserta konferensi tahunan HIS CERA (Information Handling Service, Inc./Cambridge Energy Research Associates) di Houston baru-baru ini membahas tentang dunia yang semakin digerakkan oleh apa yang disebut bahan bakar tidak biasa, yaitu bahan bakar yang tidak dipompa dari kandungan minyak dalam perut bumi.
Berkat ekspansi besar produksi gas alam di Texas dan beberapa negara bagian lain, perkiraan energi Amerika tampak baik. Tetapi, pengguna terbesar energy, yaitu sektor transportasi, masih mengandalkan minyak bumi.
Pimpinan dan CEO General Motors, Daniel Akerson, mengatakan, menyediakan konsumen stasiun pengisian gas alam mungkin bisa membantu mengatasi masalah itu. Tetapi, kata Akerson, itu tidak akan terjadi sampai pemerintah Amerika mendukung pendirian stasiun pengisian gas alam yang jauh lebih banyak di seluruh Amerika.
Karena biaya operasi kendaraan yang menggunakan gas alam masih begitu mahal. Kepala Bidang Ekonomi American Petroleum Institute, John Felmy, mengatakan, perubahan harus dimulai dengan kendaraan besar komersial.
Felmy juga berpendapat, masuk akal untuk menggalakkan ekspor gas alam cair supaya produsen tertarik untuk melakukan perluasan usaha.
Ia menambahkan, ekspor semacam itu juga akan mengurangi defisit perdagangan Amerika, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan hanya berdampak kecil pada harga yang harus dibayar konsumen.
Kebijakan seperti itu tidak sekadar baik bagi Amerika saja.
Pengusaha-pengusaha Rusia, seperti Mikhail Smirnov dari Cryogenmash, ingin menjual peralatan LNG ke perusahaan-perusahaan Amerika. Ia mengatakan, "Kami sangat antusias tentang hal itu, karena secara dramatis meningkatkan jumlah penjual gas swasta dan pelanggan swasta yang akan membutuhkan gas cair dalam volume kecil."
Pejabat-pejabat bidang energi dari berbagai negara menghadiri konferensi itu untuk mempelajari lebih lanjut cara meningkatkan produksi mereka sendiri.
Bagi banyak negara, konferensi itu juga berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, kata Arsenio Mabote, Ketua National Petroleum Institute Mozambik. Ia mengatakan,
"Dengan memiliki sumber-sumber daya energi, misalnya, kita bisa memproduksi listrik dan menyalurkannya ke penduduk. Hal itu akan memicu pembangunan."
Pakar-pakar mengatakan, negara-negara di seluruh dunia akan membutuhkan energi dari berbagai sumber, termasuk minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan, guna memenuhi permintaan pada masa mendatang.
Berkat ekspansi besar produksi gas alam di Texas dan beberapa negara bagian lain, perkiraan energi Amerika tampak baik. Tetapi, pengguna terbesar energy, yaitu sektor transportasi, masih mengandalkan minyak bumi.
Pimpinan dan CEO General Motors, Daniel Akerson, mengatakan, menyediakan konsumen stasiun pengisian gas alam mungkin bisa membantu mengatasi masalah itu. Tetapi, kata Akerson, itu tidak akan terjadi sampai pemerintah Amerika mendukung pendirian stasiun pengisian gas alam yang jauh lebih banyak di seluruh Amerika.
Karena biaya operasi kendaraan yang menggunakan gas alam masih begitu mahal. Kepala Bidang Ekonomi American Petroleum Institute, John Felmy, mengatakan, perubahan harus dimulai dengan kendaraan besar komersial.
Felmy juga berpendapat, masuk akal untuk menggalakkan ekspor gas alam cair supaya produsen tertarik untuk melakukan perluasan usaha.
Ia menambahkan, ekspor semacam itu juga akan mengurangi defisit perdagangan Amerika, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan hanya berdampak kecil pada harga yang harus dibayar konsumen.
Kebijakan seperti itu tidak sekadar baik bagi Amerika saja.
Pengusaha-pengusaha Rusia, seperti Mikhail Smirnov dari Cryogenmash, ingin menjual peralatan LNG ke perusahaan-perusahaan Amerika. Ia mengatakan, "Kami sangat antusias tentang hal itu, karena secara dramatis meningkatkan jumlah penjual gas swasta dan pelanggan swasta yang akan membutuhkan gas cair dalam volume kecil."
Pejabat-pejabat bidang energi dari berbagai negara menghadiri konferensi itu untuk mempelajari lebih lanjut cara meningkatkan produksi mereka sendiri.
Bagi banyak negara, konferensi itu juga berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, kata Arsenio Mabote, Ketua National Petroleum Institute Mozambik. Ia mengatakan,
"Dengan memiliki sumber-sumber daya energi, misalnya, kita bisa memproduksi listrik dan menyalurkannya ke penduduk. Hal itu akan memicu pembangunan."
Pakar-pakar mengatakan, negara-negara di seluruh dunia akan membutuhkan energi dari berbagai sumber, termasuk minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan, guna memenuhi permintaan pada masa mendatang.