Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Amerika akan menarik diri dari perjanjian nuklir era Perang Dingin, kecuali jika Rusia kembali mematuhi perjanjian itu. Dalam pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota NATO di Brussels hari Selasa (4/12), Pompeo mengatakan, Amerika akan keluar dari perjanjian dan lembaga-lembaga multilateral yang tidak memperkuat keamanan nasional dan kepentingan kedaulatan Amerika.
Mike Pompeo membuat pengumuman mengenai Rusia itu setelah bertemu menteri-menteri luar negeri dari negara-negara anggota NATO di Brussels, Belgia.
“Amerika hari ini menyatakan mendapati Rusia melanggar materi perjanjian, dan karenanya akan menangguhkan kewajiban kami dalam 60 hari, kecuali bila Rusia kembali mematuhi sepenuhnya dan bisa diverifikasi. Kami mengambil langkah-langkah ini karena beberapa alasan. Pertama, tindakan Rusia secara serius menggerogoti keamanan nasional Amerika dan sekutu serta mitra-mitra kami,” ujar Pompeo.
Rusia membantah melanggar pakta nuklir - Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF). Tetapi Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu sangat prihatin atas rudal baru Rusia dan mengimbau negara itu agar memastikan kepatuhan terhadap Perjanjian INF.
Berbicara Selasa pagi di Brussels, Pompeo mengatakan kepada wakil-wakil Eropa yang hadir, pasca-Perang Dunia II, orde internasional "telah mengecewakan kami dan mengecewakan kalian." Ia mengkritik PBB dan Uni Eropa.
"Ketika pakta dilanggar, para pelanggar harus dikonfrontasi, dan pakta-pakta itu harus diperbaiki atau ditiadakan. Kata-kata harus bermakna. Karenanya, pemerintah kami secara sah keluar atau merundingkan ulang pakta yang daluwarsa atau membahayakan, perjanjian perdagangan, dan aturan lain internasional yang tidak melayani kepentingan kedaulatan kita, atau kepentingan sekutu kita," tambah Pompeo,
Ditanya tentang tindakan Rusia menembak kapal Ukraina di Laut Azoz dekat Krimea, yang berakhir dengan penangkapan pelaut Ukraina, Pompeo menjawab, anggota NATO secara bulat menyatakan, tindakan Rusia itu tidak berlandaskan hukum.
Presiden Donald Trump mengutip insiden pelaut Ukraina itu untuk membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Argentina pekan lalu. (ka)