Amerika Serikat berjanji untuk melakukan segala upaya untuk mengamankan pembebasan tiga warga Amerika Serikat yang dikatakan ditahan secara "tidak adil" oleh pihak berwenang Taliban di Afghanistan.
Para tahanan itu, Ryan Corbett, Mahmood Habibi, dan George Glezmann, ditawan dalam insiden terpisah di Kabul pada tahun 2022, sekitar setahun setelah Taliban kembali berkuasa di ibu kota Afghanistan.
"Simpati dan doa saya untuk Ryan Corbett, Mahmood Habibi, dan keluarga mereka hari ini," kata Thomas West, utusan khusus AS untuk Afghanistan, di X, sebelumnya Twitter, menandai peringatan dua tahun penangkapan kedua orang tersebut. "Kita akan dan harus melanjutkan segala upaya untuk membawa mereka dan George Glezmann pulang ke keluarga mereka," tulisnya pada hari Minggu (10/8).
Roger Carstens, utusan khusus presiden AS untuk urusan penyanderaan, dalam pernyataan terpisah yang dimuat di X, mengatakan bahwa Ryan, Mahmood, dan Glezmann "telah ditahan terlalu lama dan keluarga mereka telah mengalami penderitaan yang tak terbayangkan."
Corbett, seorang pekerja kemanusiaan, ditahan pada Agustus 2022.
Dia sudah tinggal, bersama keluarganya, dan bekerja di Afganistan selama bertahun-tahun sebelum dievakuasi saat pengambilalihan oleh Taliban pada Agustus 2021 menyusul penarikan pasukan Barat yang dipimpin AS. Corbett kembali ke Afghanistan pada tahun 2022 dan ditahan oleh Taliban tetapi menurut keluarganya belum didakwa atas kejahatan apa pun.
Glezmann mengunjungi Kabul sebagai turis yang melakukan perjalanan secara sah di Afghanistan ketika dia ditangkap oleh dinas intelijen Taliban pada 5 Desember 2022, "tanpa alasan yang jelas atau tuduhan resmi," demikian menurut Foley Foundation, yang bekerja untuk menjamin kebebasan warga AS yang ditawan secara tidak adil di luar negeri.
Secara terpisah pada hari Sabtu, Biro Investigasi Federal AS (FBI) merilis sebuah pernyataan yang mencari informasi tentang hilangnya Habibi. FBI mengatakan Glazmann diculik dari kendaraannya di dekat rumahnya di ibu kota Afghanistan, bersama dengan sopirnya, pada tanggal 10 Agustus 2022.
FBI menyatakan bahwa pengusaha Afghanistan-Amerika tersebut bekerja sebagai kontraktor untuk Asia Consultancy Group, sebuah perusahaan telekomunikasi yang berbasis di Kabul. "Habibi diyakini telah diculik oleh tentara atau pasukan keamanan Taliban dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak menghilang," kata FBI.
Habibi ditahan oleh Taliban atas kecurigaan perusahaannya terlibat dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tanggal 31 Juli di Kabul yang menewaskan Ayman al-Zawahiri, kepala jaringan al-Qaida yang menjadi buronan.
FBI mengatakan bahwa pihak berwenang Afghanistan secara de facto juga telah menahan 29 karyawan Asia Consultancy Group lainnya. Taliban belum menanggapi seruan terbaru dari AS untuk membebaskan ketiga warga Amerika tersebut.
Meskipun pihak berwenang Afghanistan secara de facto telah mengungkapkan kepada publik bahwa Corbett dan Glezmann termasuk di antara "beberapa warga negara asing" yang dipenjara di Afghanistan karena diduga melanggar hukum imigrasi dan hukum lainnya, mereka menolak untuk mengakui bahwa mereka telah menahan Habibi.
Taliban bulan lalu mengumumkan telah membahas kemungkinan pertukaran tahanan dalam pembicaraan langsung dengan para pejabat AS di sela-sela konferensi internasional di Doha, Qatar, yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Dalam pertemuan kami, kami berbicara tentang dua warga negara Amerika yang dipenjara di Afghanistan," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban, kepada wartawan setelah pertemuan tersebut. "Tapi mereka harus menerima kondisi Afghanistan. Kami juga memiliki tahanan di Amerika, tahanan di Guantanamo.
"Kami harus membebaskan tahanan kami sebagai gantinya," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pekan lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada para wartawan di Washington mengatakan para pejabat AS telah membahas nasib para tahanan dalam setiap pertemuan dengan Taliban.
Mathew Miller menyatakan bahwa Corbett dan Glezmann "ditahan secara tidak sah" menurut ketetapan hukum AS.
"Itu bukan keputusan yang kita buat sehubungan dengan Mahmood Habibi, namun bukan berarti kita tidak mengupayakan dan mencoba dan mengamankan pembebasannya," jelasnya."Seringkali, kita tidak dapat membuat keputusan penahanan yang salah karena kita tidak memiliki akses ke jenis informasi tertentu atau karena situasinya tidak jelas. Mungkin juga ada faktor lain," lanjut Miller. [my/lt]
Forum