Tautan-tautan Akses

AS Bertabrakan Arah dengan Uni Eropa Terkait Sanksi terhadap Iran


Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan pernyataan yang telah ditandatanganinya terkait keputusan AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, di Gedung Putih, Washington, 8 Mei 2018. (Foto: dok).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan pernyataan yang telah ditandatanganinya terkait keputusan AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, di Gedung Putih, Washington, 8 Mei 2018. (Foto: dok).

Keputusan Presiden Donald Trump untuk mundur dari kesepakatan nuklir Iran menempatkan Amerika Serikat pada arah yang bertabrakan dengan beberapa sekutu terdekatnya di Eropa.

Trump telah memerintahkan agar sanksi maksimum dikenakan terhadap perusahaan-perusahaan yang terus melakukan bisnis dengan Iran, sehingga menyebabkan kegelisahan, terutama di Perancis dan Jerman, di mana perusahaan-perusahaan seperti Airbus dan Volkswagen telah menandatangani kontrak jutaan dolar dengan Teheran. Cindy Saine, koresponden diplomatik VOA, melaporkan bagaimana konflik itu akan berdampak pada hubungan trans-Atlantik.

Hanya beberapa jam setelah dilantik, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo melakukan lawatan ke Eropa untuk menghadiri pertemuan di markas besar NATO di Brussels di mana dia menonjolkan betapa Amerika Serikat menghargai hubungan trans-Atlantik sebagai pilar keamanan dan stabilitas dunia.

Tetapi hubungan itu baru-baru ini mengalami pukulan ketika Amerika mengatakan akan memberlakukan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan Iran.

Kanselir Jerman, Angela Merkel (Foto: dok).
Kanselir Jerman, Angela Merkel (Foto: dok).

Kanselir Jerman Angela Merkel, Selasa (16/5) berbicara di Berlin tentang keputusan Presiden Donald Trump pekan lalu untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

Ia di antaranya mengatakan, “Kami sekarang telah melihat pergeseran dalam hubungan Amerika-Jerman, dalam hubungan Eropa-Amerika, ketika Inggris, Perancis dan Jerman berpendapat bahwa perjanjian tentang persenjataan nuklir Iran adalah perjanjian yang pasti memiliki kelemahan tetapi merupakan kesepakatan yang harus kita pertahankan.”

Di Brussells, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, hari Selasa (16/5) bertemu dengan mitra-mitranya dari Eropa untuk membahas bagaimana mempertahankan perjanjian nuklir Iran tetap hidup.

Menlu Iran, Javad Zarif di Brussels, 15 Mei 2018. (Foto: dok).
Menlu Iran, Javad Zarif di Brussels, 15 Mei 2018. (Foto: dok).

Menlu Iran itu menjelaskan,"Ya, terserah kepada Uni Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa untuk memastikan kepentingan mereka dan kepentingan kami dilindungi, dan bahwa tindakan ilegal oleh Amerika Serikat tidak mendapat penghargaan.”

Menlu Pompeo mengatakan kesepakatan nuklir itu menciptakan kekayaan di Iran yang menggerakkan “kegiatan jahatnya” dan bahwa penarikan diri Amerika tidak ditujukan kepada Eropa. Namun, para pakar mengatakan para pejabat Eropa marah kepada Amerika karena kembali menjatuhkan sanksi, dan merasa opsi mereka terbatas.

Celia Belin dari lembaga riset nirlaba Brookings Institution adalah salah seorang pakar yang berpendapat demikian. Ia menerangkan, “Eropa merasa bahwa mereka benar-benar tidak memiliki pilihan, dan selain itu pemerintahan Trump tidak memiliki strategi, tidak ada Rencana B. Jadi, pada dasarnya, Amerika memutuskan untuk Eropa dan untuk seluruh dunia bahwa Amerika ingin menarik diri dari kesepakatan ini, dan memberlakukan kembali sanksi, tidak hanya bagi perusahaan-perusahaan Iran, tetapi juga sanksi terhadap perusahaan-perusahaan di luar wilayah Iran. Dan karena itu, menentukan nasib kesepakatan dengan Iran bagi semua pihak.”

Ditanya oleh VOA apakah akan terjadi kebuntuan diplomatik karena sanksi terhadap Iran, penasihat keamanan nasional John Bolton, mengatakan tidak.

“Saya kira mau tidak mau begitu sanksi Amerika mulai diberlakukan, maka itu akan berdampak pada Eropa. Saya kira investasi perdagangan negara-negara Eropa dengan Iran akan turun juga, dan menurut saya Iran kemudian menghadapi pilihan yang sangat sulit,” jelasnya.

John Bolton menambahkan manfaat ekonomi dari kesepakatan nuklir Iran akan segera habis dan bahwa ekonomi Iran sudah menghadapi kesulitan, yang menyebabkan demonstrasi pada akhir tahun lalu.

Hari Selasa, Departemen Luar Negeri mengumumkan Pompeo akan memberikan pidato kebijakan luar negeri pertamanya Senin depan. Fokus dari pidato itu adalah Iran. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG