Tautan-tautan Akses

AS Buka Kembali 8 Museum Smithsonian


Museum "Natural History" salah satu dari Museum Smithsonian kembali dibuka setelah mengalami penutupan selama pandemi.
Museum "Natural History" salah satu dari Museum Smithsonian kembali dibuka setelah mengalami penutupan selama pandemi.

Setelah selama lebih dari satu tahun ditutup karena perebakan pandemi virus corona, delapan fasilitas Museum Smithsonian di sekitar Washington DC dibuka kembali bulan ini. 

Untuk pertama kali setelah ditutup karena pandemi virus corona tahun lalu, Udvar-Hazy Center di Chantily, Virginia, yang merupakan bagian dari National Air and Space Museum (Museum Dirgantara dan Antariksa) Smithsonian telah dibuka kembali. Ini merupakan satu dari delapan museum Smithsonian yang dibuka kembali bulan ini, dengan tetap memberlakukan langkah-langkah keselamatan terkait pandemi, seperti pembatasan jam berkunjung, keharusan mengenakan masker dan pembatasan sosial.

The Udvar-Hazy Center jauh lebih besar dibanding fasilitas The National Air and Space Museum di National Mall di Washington DC.

Direktur Riset dan Urusan Kurator di Udvar-Hazy Center, Jeremy Kinney mengatakan, “Museum ini memiliki artefak-artefak berukuran besar – seperti pesawat terbang berukuran besar yang tidak bisa disimpan di museum di tengah kota – dan juga kehadiran sedikit format seperti hanggar pesawat di mana orang-orang bisa melihatnya, larut di dalamnya dan membawa pengalaman itu ke luar."

Guna merayakan dibukanya kembali museum Udvar-Hazay Center ini dan sekaligus peringatan 60 tahun orang pertama Amerika mengemudikan pesawat antariksa, dua obyek bersejarah dipamerkan. Yaitu pesawat terbang F-18 Hornet yang diterbangkan oleh skuadrom Angkatan Laut Blue Angels yang terkenal itu.

Museum Dirgantara, salah satu dari Museum Smithsonian di Washington DC
Museum Dirgantara, salah satu dari Museum Smithsonian di Washington DC

Ada pula kapsul yang membawa dua warga Amerika pertama ke bulan, yang membantu meluncurkan program antariksa Amerika.

“Sebagai tambahan, ada pula artefak-artefak baru yang dipamerkan atau diakuisi seperti Blue Angels Hornet atau kapsul Freedom 7, yang memungkinkan kita menceritakan kisah-kisah besar ini,” tambah Jeremy.

Dipamerkan pula pesawat tempur tercepat di dunia “Blackbird” buatan Lockheed SR-71, pesawat antariksa yang paling lama berdinas dan paling bertahan “the Space Shuttle Discovery,” dan Enola Gay B29 yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima semasa Perang Dunia Kedua.

Para pengunjung dari seluruh usia menikmati artefak-artefak baru dan lama.

Salah seorang pengunjung, Ruben, mengatakan, “Cucu saya suka sekali berada di sini, di antariksa yang terbuka dengan seluruh pesawat terbang yang meraung di udara. Ia jadi belajar banyak sejarah. Dia baru berusia 3,5 tahun dan sudah dapat memberitahu kami tentang apa yang dilakukan pesawat ini pada masa lalu dan sebagainya. Ini sangat luar biasa.”

Salah seorang pengunjung, Katie dan Kyle Hughes mengatakan, “Kami sangat ingin berjalan-jalan di luar rumah karena kami selama ini terkurung di rumah; untuk memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar dari pengalaman berada di luar rumah, berada di museum dan melihat begitu banyak pesawat terbang yang luar biasa.”

Lebih jauh Katie menambahkan, “Kami suka melihat pesawat terbang, beberapa kali kami melihat Blue Angels terbang di langit. Sangat luar biasa melihat sejarah di tempat-tempat berbeda selagi mereka berubah sesuai perkembangan jaman dan mungkin memilih pekerjaan seperti pilot jika memungkinkan."

Enam museum Smithsonian dan kebun binatang dijadwalkan dibuka kembali Juni ini. Ini mencakup National Museum of African American History and Culture, National Portrait Gallery, Smithsonian American Art Museum dan Galeri Renwick Gallery, National Museum of American History dan National Museum of the American Indian.

Para pengunjung antre di depan pintu masuk Museum of African American History di Washington DC sebelum pandemi (foto: dok).
Para pengunjung antre di depan pintu masuk Museum of African American History di Washington DC sebelum pandemi (foto: dok).

Lonnie Bunch, yang mengepalai Lembaga Smithsonian, berbicara sebelumnya melalui Skype. “Saya senantiasa merasa bahwa kita dapat menceritakan begitu banyak hal tentang suatu bangsa, lewat apa yang dikenang dan apa yang dilupakan. Jadi saya ingin memastikan agar Smithsonian membantu Amerika mengenang apa yang terjadi. Bukan hanya soal apa yang ingin dikenang, tetapi juga yang perlu dikenang,” ujarnya. [em/lt]

XS
SM
MD
LG