Tautan-tautan Akses

AS Catat Kematian Kedua akibat Cacar Monyet; Virus dapat Sebabkan Peradangan Otak


Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin cacar monyet kepada seorang pria di sebuah klinik vaksin di New York, pada 19 Agustus 2022. (Foto: AP/Mary Altaffer)
Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin cacar monyet kepada seorang pria di sebuah klinik vaksin di New York, pada 19 Agustus 2022. (Foto: AP/Mary Altaffer)

Amerika Serikat mencatat kematian kedua akibat penyakit cacar monyet pada Selasa (13/9). Pasa saat yang sama, otoritas kesehatan menerbitkan sebuah penelitian yang menggambarkan bagaimana dua pria muda yang sebelumnya sehat, kini mengalami peradangan otak dan gangguan pada saraf tulang belakang akibat terjangkit virus tersebut.

Kini terdapat hampir 22.000 kasus cacar monyet di AS di tengah wabah penyakit tersebut yang mulai menyebar secara global pada Mei lalu. Namun, jumlah kasus baru telah menurun sejak pertengahan Agustus, karena pihak berwenang telah membagikan ratusan ribu dosis vaksin.

Kasus fatal terbaru melibatkan seorang penduduk Los Angeles County dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Ia telah dirawat di rumah sakit, kata departemen kesehatan setempat tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Orang dengan gangguan kekebalan parah yang dicurigai menderita cacar monyet didorong untuk mencari perawatan medis dan pengobatan lebih awal dan tetap berada di bawah perawatan selama mereka sakit," kata departemen itu.

Kematian pertama di AS terkait dengan penyakit itu terjadi di Texas dan diumumkan pada 30 Agustus. Meskipun pihak berwenang mengatakan bahwa kematian itu disebabkan karena korban mengalami gangguan kekebalan yang parah, mereka sedang menyelidiki peran apa yang dimainkan oleh cacar monyet dalam menyebabkan kematian pada sang korban.

Wabah cacar monyet secara global umumnya terjadi di kalangan pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Secara historis, virus menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dan tetesan pernapasan, dan kadang-kadang melalui pencemaran tidak langsung seperti tidur di tempat tidur yang sama.

Namun pada wabah kali ini, terdapat temuan awal yang menunjukkan bahwa penularan melalui hubungan seksual juga berperan dalam penyebaran cacar monyet.

Sementara itu, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menerbitkan sebuah laporan yang menyebutkan bahwa dua pria berusia 30-an tahun yang belum divaksinasi menderita peradangan otak dan gangguan saraf belakang setelah terinfeksi virus tersebut.

Salah satu pasien, yang disebut sebagai pasien A, merupakan pria gay berusia 30-an tahun yang berasal dari Colorado. Gejala yang ia derita ketika terinfeksi oleh virus tersebut adalah demam yang menggigil dan tidak enak badan. Lalu sejumlah ruam muncul di wajah, skrotum, kaki serta tangan dari pasien tersebut. Hasil swab dari luka yang ia derita menunjukkan bahwa ia positif terjangkit virus cacar monyet.

Lalu, sang pasien mengalami kelelahan yang luar biasa dan mati rasa. Laporan juga menyebutkan bahwa sang pasien tidak mampu untuk buang air kecil dan selalu merasakan sakit ketika ereksi. Ia lalu menjalani perawatan di rumah sakit.

Hasil tes MRI menunjukkan bahwa pasien tersebut menderita peradangan otak dan gangguan pada saraf belakang. Ia lalu diberi pengobatan oral antivirus Tecovirimat dan juga sejumlah obat-obatan lainnya. Kondisi pasien kemudian membaik dalam waktu dua minggu.

Ia lalu dibolehkan untuk pulang dari rumah sakit namun ia kesulitan menggerakkan kaki kirinya dan memerlukan alat bantu untuk berjalan selama satu bulan. [ps/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG