Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Xi Jinping pada KTT G20 yang dimulai Jumat (30/11) di Argentina, menumbuhkan harapan bahwa keduanya akan berusaha mencapai kesepakatan untuk meredakan ketegangan terkait sengketa dagang dan isu-isu keamanan.
Menurut koresponden VOA di Departemen Luar Negeri AS Nike Ching, dalam skenario terbaik, pertemuan itu akan mengarah pada usaha untuk menata ulang hubungan antara kedua ekonomi terbesar di dunia itu.
Presiden AS Donald Trump sering menggambarkan praktik-praktik perdagangan China tidak adil.
Beberapa hari sebelum bertemu sejawatnya dari China, Xi Jinping, di Argentina, Trump membeberkan persyaratan bagi tercapainya kesepakatan perdagangan dengan China. "Bisa terwujud. Kami memiliki hubungan yang baik. Begini prinsipnya: China harus memperlakukan kita secara adil. Mereka selama ini tidak melakukan itu. Mereka harus memperlakukan kita secara adil,” jelasnya.
Para pejabat AS menuduh Beijing mencuri kekayaan intelektual dan melanggar kewajibannya sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Mereka mengatakan, KTT G20 ditujukan untuk menyelesaikan masalah itu dan masalah-masalah lainnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, "Presiden dan timnya akan memperjuangkan beberapa prioritas pemerintahan, termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran dalam negeri dan dunia, memastikan perdagangan yang bebas, adil dan saling menguntungkan serta sistem persaingan eknomi yang adil, memperbaiki kerjasama untuk memperkokoh pasar-pasar finansial, mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan dan meningkatkan akses ke sumber-sumber energi yang terjangkau dan bisa diandalkan.”
Namun tren yang berkembang akhir-akhir ini dalam hubungan kedua negara tidak memberikan alasan untuk menumbuhkan optimisme. Keluhan Washington tidak hanya mengenai perdagangan melainkan juga prilaku agresif China dalam usaha menguasai sebagian besar Laut Cina Selatan.
Susan Shirk, pakar masalah China dar Universitas California di San Diego mengatakan, "China mulai terlihat sebagai kekuatan yang tidak bertanggungjawab dan egois. Mereka hanya memperdulikan kedaulatan mereka sendiri di Laut Cina Selatan. Saya kira ini sangat merusak reputasi internasional China.”
Mantan duta besar AS untuk China, Winston Lord, mengatakan, pembicaraan yang berlanjut penting bagi peredaan ketegangan antara Washington dan Beijing.
"Kita harus berusaha memastikan bahwa kita tidak salah perhitungan. Itulah alasan mengapa kita harus melangsungkan lebih banyak dialog dan bukan sebaliknya. Meski kadang-kadang tidak produktif, kita ingin komunikasi pada tingkat tinggi tetap ada.”
Lord mengatakan, kedua negara tidak menginginkan pertikaian. Pertemuan para pemimpin pekan ini dipandang sebagai peluang untuk menata ulang hubungan yang bergejolak. [ab/lt]