Presiden Brazil Jair Bolsonaro, Minggu (8/3) mengunjungi Komando Selatan AS, di mana ia menandatangani perjanjian pertahanan dengan Amerika yang memungkinkan pengembangan bersama kemampuan militer, kata para pejabat.
Perjanjian itu, yang juga ditandatangani Laksamana Craig Faller, kepala komando yang berpangkalan di Miami, ke depannya bertujuan membuka jalan bagi sejumlah proyek bersama "untuk peningkatan atau pasokan bagi peralatan baru militer," menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Brazil.
Hal itu berlangsung sehari setelah Donald Trump menjamu Bolsonaro, seorang populis sayap kanan yang secara politis meniru Trump, dalam jamuan makan malam di Mar-a-Lago, resor milik presiden AS di Palm Beach, Florida.
Setelah itu, keduanya membahas krisis di Venezuela dan menegaskan kembali dukungan mereka terhadap pemimpin oposisi Juan Guaido, yang mereka akui sebagai penjabat presiden negara itu.
Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, hari Jumat (6/3) menuduh kedua negara merencanakan sebuah konflik di Venezuela untuk menjustifikasi intervensi militer.
Perjanjian pertahanan AS-Brazil “mengurangi proses birokrasi" dalam penjualan sejumlah peralatan militer di masing-masing negara, demikian pernyataan Brazil itu menyebutkan.
Ditambahkan juga hal tersebut membuka pasar AS terhadap produk-produk militer dari Brazil sekaligus memudahkan beberapa penjualan ke negara-negara anggota NATO oleh negara Amerika Selatan itu.
Brazil bukananggota NATO tapi Amerikatelah menetapkannya sebagai sekutu utama di luar keanggotaan NATO. [mg/ii]