Seorang perempuan yang tidak memiliki dokumen sah dan ditangkap hari Rabu (8/2) ketika ia menjalani pemeriksaan rutin di kantor imigrasi di Phoenix, Arizona, telah dideportasi.
Guadalupa Garcia de Rayos, 36, yang sebelumnya lolos pemeriksaan pejabat imigrasi Amerika setiap tahun sejak 2008, kedapatan menggunakan kartu jaminan sosial palsu dalam penggerebekan di taman hiburan tempatnya bekerja. Dalam pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya, Rayos menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dan diizinkan pulang. Rayos telah tinggal di Amerika selama 21 tahun dan dua anaknya merupakan warga negara AS.
Tetapi Rabu sore ketika akan mengikuti sebuah pertemuan, Rayos ditangkap dan proses deportasi pun dimulai.
Khawatir dengan nasib ibu dua anak yang mungkin akan dideportasi ke Meksiko itu, demonstran berkumpul dan memblokir mobil petugas yang akan meninggalkan kantor imigrasi di Phoenix.
Beberapa aktivis mengatakan ini merupakan upaya pemerintah Trump untuk mendeportasi imigran yang tinggal di Amerika secara tidak sah, yang pada masa pemerintahan Obama tidak menjadi prioritas deportasi.
Salah satu instruksi presiden Trump tentang imigran tampaknya kini diperluas sampai mencakup orang-orang yang tidak terlibat kejahatan dan telah diadili, tapi juga orang-orang “yang melakukan tindakan-tindakan yang bisa dianggap sebagai pelanggaran kriminal”.
Para demonstran Rabu malam mengatakan Garcia de Rayos berada di dalam salah satu mobil yang membawa orang-orang dari tahanan imigrasi ke pusat tahanan atau ke perbatasan Arizona dengan Meksiko, untuk dideportasi. Sebuah foto yang diterbitkan oleh surat kabar Arizona Republic menunjukkan perempuan yang melihat ke luar salah satu jendela mobil itu sebagai Garcia de Rayos.
Polisi menulis di Twitter bahwa mereka telah menangkap tujuh demonstran, tetapi menambahkan demonstrasi umumnya berlangsung damai. [em/ii]
