Amerika Serikat mengungkapkan keprihatinannya pada Senin (27/6) atas ketegangan yang "nyata dan berbahaya" yang terjadi antara warga Israel dan Palestina, menjelang kunjungan Presiden Joe Biden bulan depan ke kawasan itu.
“Sekali lagi kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari tindakan unilateral yang meningkatkan ketegangan dan melemahkan usaha untuk memajukan solusi dua negara, seperti kegiatan pemukiman, demolisi bangunan, hasutan kekerasan, dan pengusiran,” kata wakil duta besar AS ke PBB Richard Mills, dalam pertemuan Dewan Keamanan yang membahas seputar masalah pemukiman Israel.
Presiden Biden akan berkunjung ke Israel dan wilayah Tepi Barat dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Arab Saudi pada 13 sampai 16 Juli mendatang.
Gedung Putih mengatakan bahwa presiden merencanakan untuk bertemu pemimpin Israel guna membahas "isu keamanan, kemakmuran Israel, dan integrasi negara itu ke dalam kawasan (Timur Tengah.red)." Biden juga akan berkunjung ke Tepi Barat untuk bertemu pejabat otoritas Palestina.
Mills mengatakan, dalam lawatan itu Biden akan mendesak agar ketenangan dipertahankan dan mencari jalan untuk menggalakkan langkah setara dari segi keamanan, kebebasan, dan kesempatan baik untuk warga Israel maupun Palestina.
Hubungan AS-Palestina mencapai titik terendah pada 2020 ketika pemerintahan Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah. Pihak Palestina langsung menolak dengan mengatakan bahwa rencana itu terlalu memihak Israel, dan tidak mengakui Palestina negara berdaulat dengan wilayah Yerusalem timur sebagai ibu kota.
Pemerintahan Trump juga telah memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, sehingga membuat pihak Palestina marah. Biden telah mengkritik langkah itu namun tidak membatalkannya. [jm/ka]