Amerika Serikat mendesak Israel untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah. Pasalnya, pemerintah Israel kini sedang mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan Iran yang menggunakan lebih dari 300 rudal dan drone pada akhir pekan lalu.
Ketika memulai pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Irak Mohammed Ali Tamim pada hari Senin (15/4), Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan bahwa Washington berkomitmen membela pertahanan Israel. Ia menambahkan bahwa pihaknya terus mengoordinasikan respons diplomatik dalam 36 jam sejak serangan Iran dilancarkan.
“Saya telah menjalin komunikasi yang erat dengan para pihak di kawasan dan akan terus melakukannya dalam beberapa jam dan hari ke depan. Kami tidak mencari eskalasi, tetapi akan terus mendukung pertahanan Israel dan melindungi personel kami di wilayah tersebut,” jelas Blinken.
Seorang narasumber pemerintahan Israel mengatakan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Senin memanggil kabinet perang untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kekhawatiran semakin meningkat bahwa serangan Iran akan dapat menyebabkan perang terbuka antara Israel dan Iran, dan meluas ke lebih banyak wilayah di Timur Tengah.
Presiden AS Joe Biden telah mengatakan kepada Netanyahu bahwa Amerika Serikat tidak akan ambil bagian dalam serangan balasan Israel terhadap Iran.
Sejak dimulai perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober, sejumlah konflik antara proksi Israel dan Iran terjadi di Lebanon, Suriah, Yaman dan Irak.
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borell, mengatakan kepada stasiun radio Onda Cero Spanyol bahwa, “Sekarang kita berada di tepi jurang dan harus menghindarinya. Kita harus menginjak rem dan memundurkan gigi.” [ti/ka]
Forum