Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan penjualan senjata ke Taiwan “merupakan masalah kebijakan di Amerika Serikat bahwa kebutuhan pertahanan Taiwan pantas mendapatkannya.” Ia menambahkan, “China sibuk mengubah status quo” yang telah mempertahankan perdamaian dan stabilitas yang telah berlangsung lama di Selat Taiwan, termasuk dengan ancaman untuk menggunakan kekuatan terhadap Taiwan.
Hari Kamis, Bloomberg News, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah memberikan persetujuan diam-diam atas permintaan Taiwan untuk membeli lebih dari 60 jet tempur F-16. Taiwan telah mengajukan permintaan resmi itu awal bulan ini. Amerika Serikat adalah pemasok peralatan militer terbesar Taiwan.
Karena masalah kebijakan, Departemen Luar Negeri tidak mengomentari atau mengukuhkan rencana penjualan atau transfer perangkat pertahanan sebelum memberitahunya secara resmi ke Kongres, kata juru bicara departemen tersebut kepada VOA.
China, yang mengklaim Taiwan sebagai teritorinya, biasanya mengecam penjualan semacam itu.
Dalam penjelasannya, Deputi Asisten Menteri Luar Negeri urusan Asia Timur dan Pasifik Patrick Murphy mengatakan bahwa penjualan senjata kepada Taiwan “diperbolehkan berdasarkan kerangka” kebijakan Satu China yang diterapkan Washington. Kebijakan itu didasarkan pada tiga komunikasi bersama Amerika-China dan Undang-Undang mengenai Hubungan dengan Taiwan yang diberlakukan pada tahun 1979 untuk mengatur hubungan antara Amerika Serikat dan Taiwan.
“Keinginan utama kami adalah melihat adanya komitmen kuat terhadap status quo yang telah membawa perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran,” jelas Murphy.
Ia menambahkan China mengubah status quo itu melalui ancaman “menggunakan kekerasan terhadap Taiwan,” secara agresif berusaha “mengurangi mitra-mitra diplomatik Taiwan di seluruh dunia,” dan “menyingkirkan Taiwan dari ranah internasional dan organisasi-organisasi internasional, di mana Taiwan telah memberi kontribusi penting terhadap kesehatan masyarakat, penerbangan sipil dan banyak lagi.” [uh]