Tautan-tautan Akses

AS Gugat Snowden Terkait Penerbitan Buku Memoar


Penayangan video Edward Snowden dalam diskusi terkait penerbitan bukunya, "Permanent Record" bersama wartawan Jerman, Holger Stark di Berlin, Jerman, 17 September 2019.
Penayangan video Edward Snowden dalam diskusi terkait penerbitan bukunya, "Permanent Record" bersama wartawan Jerman, Holger Stark di Berlin, Jerman, 17 September 2019.

Departemen Kehakiman Amerika hari Selasa mengajukan gugatan perdata terhadap Edward Snowden, mantan pegawai CIA dan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA), terkait penerbitan memoarnya. Hal tersebut dianggap melanggar perjanjian kerahasiaannya dengan badan-badan intelijen itu.

Snowden sekarang ini bermukim di Rusia, tempatnya mendapatkan suaka pada tahun 2013 setelah membocorkan rincian data dengan tingkat kerahasiaan tinggi mengenai program pengintaian global NSA, yang menimbulkan masalah etika dalam praktik-praktik spionase Amerika.

Buku memoar berjudul "Permanent Record" mulai dipasarkan hari Selasa dan tersedia di Amazon.com dalam bahasa Jerman serta Inggris. Seorang penjual buku independen di Washington menyatakan penerbit tidak memberikan kopi pendahuluan buku itu sebelumnya.

AS Gugat Snowden Terkait Penerbitan Buku Memoar
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:46 0:00

Mark Laframboise, dari toko buku Politics and Prose di Washington mengatakan, "Jadi banyak buku, atau buku-buku penting, didahului dengan kopi pendahulu sehingga kita dapat membaca buku itu sebelum tanggal publikasinya. Tetapi buku ini benar-benar disimpan erat-erat oleh penerbitnya.”

Tak satu pun badan pemerintah yang juga menerima kopi pendahuluannya. Hari Selasa, Departemen Kehakiman menyatakan tidak akan berupaya menghalangi penerbitannya tetapi ingin memastikan bahwa Snowden tidak mendapat keuntungan dari buku itu. Macmillan, penerbit buku tersebut, juga disebut dalam gugatan “untuk memastikan tidak ada dana yang dikirim untuk Snowden.” Para pejabat Kehakiman menyatakan Snowden telah melanggar kewajiban kepada Amerika Serikat yang ia pikul sewaktu menandatangani perjanjian kerahasiaan dengan CIA dan NSA.

Snowden menanggapinya dengan mengeluarkan pernyataan melalui tautan video di sebuah toko buku di Jerman. Ia mengatakan,"Anda memiliki perjanjian kerahasiaan, dan pada saat bersamaan, Anda bersumpah untuk membela Konstitusi. Dan rahasia yang diminta untuk Anda lindungi itu adalah bahwa pemerintah melanggar Konstitusi dan hak orang-orang di seluruh dunia.”

Snowden memiliki pendukung di seluruh dunia yang menganggapnya sebagai pahlawan karena berbicara jujur mengenai apa yang dianggap banyak orang sebagai penyalahgunaan yang dilakukan pemerintah.

Jakob von Uexkull, dari Right Livelihood Award, mengemukakan, "Juri Right Livelihood Award menghargai Edward Snowden karena keberanian dan keahliannya dalam mengungkapkan tingkat pengawasan oleh negara yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang melanggar hak-hak konstitusional dan proses demokrasi dasar.”

Tetapi banyak juga yang menganggap Snowden sebagai pengkhianat dan penjahat. Jaksa federal Amerika Serikat telah mendakwa Snowden mencuri milik pemerintah dan melanggar Undang-Undang Spionase 1917. Presiden yang berkuasa ketika itu, Barack Obama, memintanya kembali ke Amerika Serikat untuk menghadapi dakwaan.

Obama mengemukakan, "Jika pada kenyataannya ia meyakini apa yang ia lakukan itu benar, maka seperti setiap warganegara Amerika, ia dapat datang ke sini, menghadap pengadilan bersama dengan pengacara dan mengemukakan alasannya.”

Dalam wawancara dengan CBS News baru-baru ini, Snowden menyatakan ia akan kembali jika dapat disidangkan secara adil, terbuka bagi masyarakat. Namun, lanjut Snowden, pemerintah Amerika ingin ia menjalani prosedur khusus di ruang sidang tertutup. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG