Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika serikat Matthew Millers, pada Senin (28/10), mengatakan AS bergabung dengan para pengamat internasional dan lokal lainnya untuk melakukan penyelidikan penuh terhadap pemilu di Georgia.
“Pemerintah Georgia dapat berkomitmen kembali pada jalur demokrasi Euro-Atlantik dengan menghormati supremasi hukum, mengatasi kekurangan dalam proses pemilu, menarik dan mencabut undang-undang anti-demokrasi, dan melakukan upaya signifikan terhadap rekomendasi reformasi aksesi Uni Eropa,” kata Miller.
“Kami secara konsisten mendesak pemerintah Georgia tahun ini untuk menghentikan tindakan anti-demokrasi dan kembali ke jalur Euro-Atlantik. Kami tidak mengesampingkan konsekuensi lebih lanjut jika arah pemerintah Georgia tidak berubah.”
Pernyataan AS muncul ketika puluhan ribu warga Georgia berkumpul di luar parlemen, menuntut pembatalan pemilu parlemen yang digelar akhir pekan lalu, yang menurut presiden negara tersebut telah dicurangi dengan bantuan Rusia.
Unjuk rasa itu memperparah krisis politik di negara Kaukasus Selatan tersebut, dimana Partai Impian Georgia yang berkuasa menjadi semakin otoriter dan condong ke arah Moskow.
Presiden Salome Zourabichvili, dalam wawancara sebelumnya dengan The Associated Press, mendesak negara-negara Barat untuk mendukung protes oposisi terhadap hasil resmi tersebut.
Zourabichvili, yang menolak mengakui hasil pemilu, mengatakan negaranya telah menjadi korban tekanan Rusia yang bertujuan menggagalkan rencana negara tersebut untuk bergabung dengan Uni Eropa. [ab/ns]
Forum