Amerika Serikat dan Inggris pada hari Selasa (27/2) memberlakukan sanksi terhadap wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan seorang anggota militan Houthi, menyebut bahwa keduanya terkait dengan serangan rudal yang diluncurkan dari Yaman yang menarget kapal-kapal yang melewati Laut Merah.
Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran telah menarget lalu lintas pengiriman barang di wilayah Laut Merah selama berbulan-bulan, dan memaksa pengirim barang yang terancam untuk meninggalkan jalur terpendek dari Asia ke Eropa melalui Terusan Suez dan harus mengambil rute yang lebih panjang melewati ujung selatan Afrika.
Serangan udara AS dan Inggris terhadap situs rudal Houthi gagal menghentikan serangan-serangan tersebut.
Pejabat Departemen Keuangan AS Brian Nelson mengatakan sanksi tersebut menggarisbawahi “tekad kami” untuk memblokir pendanaan bagi Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam Iran dan Houthi “untuk menghindari sanksi AS dan mendanai serangan lebih lanjut di wilayah tersebut.”
“Ketika Houthi terus-menerus mengancam keamanan perdagangan internasional yang damai, Amerika Serikat dan Inggris akan terus mengganggu aliran pendanaan yang memungkinkan terjadinya kegiatan-kegiatan yang mengganggu stabilitas ini,” kata Nelson.
Sanksi tersebut secara khusus menarget Mohammad Reza Falahzadeh, wakil komandan Pasukan Quds IRGC saat ini, dan anggota kelompok militan Houthi Ibrahim al-Nashiri.
Departemen Keuangan AS mencatat bahwa Pasukan Quds dan Houthi “terlibat dalam penjualan komoditas Iran kepada pembeli asing untuk menghasilkan pendapatan” guna mendanai operasi Houthi.
Departemen Keuangan juga mengumumkan sanksi terhadap pemilik dan operator kapal yang digunakan untuk mengirimkan komoditas Iran – Cap Tees Shipping Co. yang berbasis di Hong Kong – untuk mendukung Pasukan Quds Houthi dan IRGC.
Sanksi tersebut memblokir aset apa pun yang dimiliki oleh entitas yang masuk daftar hitam di AS dan transaksi apa pun pada masa depan dengan warga AS. [lt/jm]
Forum