Tautan-tautan Akses

AS Jelaskan Alasan Perubahan Kebijakan Senjata di Ukraina


Bendera Ukraina dan Amerika Serikat tersemat di atas meja dalam pertemuan antara pejabat pertahanan kedua negara di Pentagon, Washington, pada 30 Agustus 2024. (Foto: Reuters/Daniel Becerril)
Bendera Ukraina dan Amerika Serikat tersemat di atas meja dalam pertemuan antara pejabat pertahanan kedua negara di Pentagon, Washington, pada 30 Agustus 2024. (Foto: Reuters/Daniel Becerril)

Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Rabu (20/11) mengumumkan bahwa mereka akan memberikan ranjau anti-personel kepada Ukraina untuk membantunya memperlambat kemajuan Rusia di medan perang. Kebijakan tersebut menandai perubahan besar kedua dalam dukungan militer AS ke Ukraina dalam beberapa hari terakhir ini.

Beberapa hari lalu, AS mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem persenjataan yang dikirim ke Ukraina, untuk meluncurkan serangan lebih dalam ke wilayah Rusia.

“Kami selalu beradaptasi dan menyesuaikan kebijakan kami berdasarkan kejadian-kejadian di dunia nyata. Dan kejadian nyata yang telah kita lihat adalah kemajuan Rusia, khususnya infanteri Rusia di Ukraina timur. Dan ranjau darat anti-personel yang tidak tahan lama ini dirancang untuk menumpulkan kemajuan infanteri tersebut,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.

Perang di Ukraina, yang mencapai tonggak sejarah dengan memasuki hari ke-1.000 pada Selasa (19/11) lalu, sebagian besar telah berjalan sesuai dengan keinginan Rusia. Pasukan Rusia yang jumlahnya jauh lebih besar, secara perlahan mendorong mundur pasukan Ukraina di wilayah Donetsk timur. Sementara itu, sejumlah warga sipil Ukraina tewas dan menderita luka-luka akibat serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia yang sering ditembakkan dari dalam wilayah negara Beruang Merah itu.

Dibandingkan pasukan yang lebih terlindungi dalam panser lapis baja, pasukan darat perorangan atau kelompok memimpin gerak maju di medan perang Rusia.

Para pejabat pemerintahan Biden mengatakan mereka bertekad membantu Ukraina sebanyak mungkin sebelum Biden meninggalkan jabatannya; bahkan berniat untuk membatalkan separuh utang Ukraina – yang berjumlah sekitar US$4,6 miliar.

Miller mengatakan anggota-anggota Kongres AS telah diberitahu mengenai langkah itu dan melihat dukungan bipartisan pada Ukraina, ia berharap Kongres akan meloloskan resolusi pengurangan utang ini.

Miller juga memberikan beberapa rincian tambahan kepada para wartawan setelah misi diplomatik Amerika Serikat di Kyiv mengatakan telah menerima peringatan tentang kemungkinan serangan udara Rusia yang signifikan terhadap ibu kota Ukraina dan karenanya telah menutup kantor kedutaan. Kedutaan Besar Spanyol, Italian dan Yunani juga tutup pada Rabu (20/11). Namun kantor kedutaan besar Inggris dan Prancis tetap beroperasi. [em/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG