Amerika Serikat (AS) secara terpisah mengerahkan pesawat pengebom B-18 untuk latihan bersama dengan Korea Selatan dan Jepang pada Rabu (30/8), sewaktu ketiga sekutu itu meningkatkan respons terhadap ancaman dari Korea Utara.
Sebuah bomber B-18 AS terbang bersama dengan jet-jet FA-50 Korea Selatan dan jet-jet tempur F-16 Angkatan Udara AS sebagai bagian dari latihan Perisai Kebebasan Ulchi yang sedang berlangsung, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan. Hal tersebut menandai penerbangan bomber AS yang ke-10 kalinya tahun ini.
Korea Utara secara rutin mengecam latihan militer tahunan itu sebagai latihan perang. Sekutu telah menekankan bahwa latihan itu bersifat defensif.
Secara terpisah, dua B-18 Angkatan Udara AS bergabung dalam latihan bersama dengan 12 jet tempur Jepang, termasuk di antaranya empat jet F-15, menurut Kementerian Pertahanan Jepang.
Latihan yang dipimpin AS itu berlangsung beberapa hari setelah Korea Utara berupaya meluncurkan satelit yang berakhir dengan kegagalan.
AS dan Korea Selatan memulai latihan Perisai Kebebasan Ulchi pada pekan lalu. Ini adalah latihan militer gabungan berskala besar yang dirancang untuk meningkatkan tanggapan mereka terhadap ancaman rudal dan nuklir Pyongyang. Bagian kedua latihan ini akan dimulai pada Senin depan.
Latihan yang digelar pada hari ini merupakan demonstrasi yang disebut sekutu sebagai “pencegahan diperluas” dalam menghadapi penerbangan kendaraan peluncur antariksa Korea Utara baru-baru ini dan suatu unjuk “postur pertahanan bersatu yang kuat," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan latihan udara gabungan AS-Jepang di atas Laut Jepang pada Rabu (30/8) mengukuhkan “kesiapan militer kedua negara untuk menanggapi situasi apa pun” di tengah peluncuran rudal balistik Korea Utara.
Jepang juga berpartisipasi dalam latihan pertahanan rudal angkatan laut trilateral dengan AS dan Korea Selatan pada Selasa (29/8).
Pada Selasa (29/8), dalam pidato yang menandai Hari Angkatan Laut, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menuduh AS dan sekutu-sekutunya meningkatkan risiko perang nuklir, mengacu pada pertemuan puncak 18 Agustus lalu di Camp David antara AS, Korea Selatan dan Jepang.
“Karena tindakan konfrontatif AS dan kekuatan-kekuatan musuh lainnya yang ceroboh, perairan di lepas Semenanjung Korea telah menjadi pusat
konsentrasi peralatan perang terbesar dunia, perairan yang paling tidak stabil dengan ancaman perang nuklir,” kata Kim yang dikutip media pemerintah KCNA. [uh/ab]
Forum