Duta Besar Amerika untuk PBB Nikki Haley hari Selasa (21/2) mengatakan bahwa Amerika berkomitmen untuk bekerja sama dengan sekutu-sekutu Eropa meskipun ada kalanya ada perbedaan pendapat.
“Pada akhirnya, tidak seorangpun seharusnya menyalah artikan perbedaan kebijakan dan menganggap hal itu sebagai pertanda berkurangnya komitmen sepenuhnya aliansi kita di Eropa. Komitmen itu kuat,” kata Haley berbicara kepada DK PBB.
Haley juga menyebut NATO “aliansi terkuat dalam sejarah” dan mengatakan Amerika bekerja sama untuk membuat organisasi itu “bahkan semakin efektif".
Komentarnya menandaskan komentar Wakil Presiden Mike Pence hari Senin ketika ia memberi tahu Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Amerika berkomitmen kepada sekutu-sekutu NATO, tapi negara-negara lain juga harus berbagi beban pendanaan pertahanan secara lebih merata.
“Kita bermaksud meningkatkan anggaran pertahanan kita. Amerika akan memenuhi kewajibannya,” ujar Pence mengenai pemerintahan Amerika yang baru di bawah Presiden Donald Trump.
Namun, Pence menambahkan, “Sudah waktunya bertindak, bukan berkata-kata,” bagi 23 negara yang belum memenuhi batas minum 2% anggaran pertahanan.
Stoltenberg mengatakan ia setuju dengan Pence bahwa negara-negara lain harus membayar porsi mereka secara adil.
“Kabar baiknya adalah kita bergerak ke arah tersebut,” kata Stoltenberg.
Trump di masa lalu mengatakan Amerika mungkin tidak akan membela sekutu-sekutu NATO yang tidak membayar iuran pertahanannya.
Haley mengatakan yakin Amerika bisa memiliki hubungan yang lebih baik dengan Rusia tapi kerja sama yang lebih besar dengan Rusia “tidak bisa dilakukan dengan mengorbankan sahabat dan sekutu-sekutu Eropa”.
“Itu sebabnya mengapa kita terus mendorong Rusia untuk menunjukkan komitmen bagi perdamaian dengan melaksanakan sepenuhnya komitmen berdasarkan perjanjian Minsk dan mengakhiri pendudukannya atas Krimea,” imbuh Haley.
“Amerika dan Uni Eropa tetap bersatu dalam pendekatan ini, mempertahankan sanksi-sanksi sampai Rusia menghormati sepenuhnya komitmen-komitmen Minsk," ujarnya.
Berdasarkan penjanjian Minsk 2015, Ukraina, Rusia dan separatis yang didukung Rusia setuju untuk mengakhiri krisis di Krimea diawali dengan penarikan mundur persenjataan berat. [my/jm]