Amerika Serikat melakukan penerbangan pengintaian untuk membantu menemukan para migran yang ditelantarkan oleh para penyelundup manusia di Asia Tenggara.
Kedutaan Besar Amerika di Bangkok menyatakan kepada VOA hari Selasa (26/5) bahwa penerbangan pengintaian maritim itu dimulai hari Minggu lalu di lepas pantai sebelah barat Malaysia.
Kedutaan Amerika tidak memberi rincian lanjutan mengenai penerbangan itu, dan hanya mengatakan bahwa penerbangan dilakukan setelah “berkonsultasi dengan pemerintah negara-negara di kawasan.”
Ribuan migran dan pengungsi telantar di kapal-kapal penuh sesak di Laut Andaman dan Teluk Benggala setelah Thailand menindak keras para penyelundup manusia.
Pemerintah negara-negaradi Asia Tenggara sebelumnya enggan membantu para migran, yang mereka anggap sebagai migran gelap dan mengusir mereka dari wilayah pantai negara-negara itu.
Pekan lalu, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menghentikan kebijakan pengusiran dan setuju untuk memberi tempat tinggal sementara bagi 7.000 migran hingga satu tahun.
Sebagian besar mereka yang disebut manusia perahu itu adalah Muslim Rohingya yang lari menghindari perlakuan diskriminatif di Myanmar, atau warga Bangladesh yang menghindari kemiskinan di negara mereka.