Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis hari Kamis (29/6) akan bertolak ke Brussels di mana ia akan berkonsultasi dengan sekutu-sekutu NATO tentang kontribusi pasukan dan dukungan lain di Afghanistan, sebelum mengumumkan keputusannya sendiri tentang peningkatan jumlah pasukan Amerika di negara yang dikoyak perang itu.
Pentagon telah berjanji akan menyampaikan rencana baru tentang Afghanistan pada pertengahan Juli.
Analis Michael O'Hanlon mengatakan strategi pemerintah Trump tidak akan jauh berbeda dengan Presiden Obama.
“Mattis dan Trump sekedar memperbaiki sebuah kesalahan, pada dasarnya menurut saya dibuat oleh Obama. Kesalahan ini pada dasarnya adalah melaksanakan strategi Obama yang kurang baik pelaksanaannya oleh Obama sendiri,” ulasnya.
Strategi ini masih dipusatkan pada pasukan Afghanistan yang akan memimpin urusan keamanan. Analis di Brookings Institutions Michael O’Hanlon mengatakan kesalahan itu adalah menarik dukungan Amerika dari sekitar 100 ribu personil pasukan pada Mei 2011 menjadi kurang dari 10 ribu personil dalam jangka waktu empat tahun.
“Penarikan itu mungkin terlalu cepat dan tingkat kehadiran pasukan terlalu sedikit. Jadi dengan menempatkan kembali beberapa ribu personil, saya kira kita bisa menempatkan penasehat-penasehat pada beberapa satuan penting di Afghanistan dan berharap bisa benar-benar menstabilkan situasi,’ atmbah Michael.
Menteri Pertahanan Jim Mattis akan bekerjasama dengan NATO dan sekutu-sekutu lain untuk meningkatkan komitmen mereka pada Afghanistan pekan ini sebelum menyelesaikan rencana militernya.
Juru bicara Pentagon Dana White mengatakan, "Kita harus memikirkan apa lagi yang bisa mereka lakukan untuk membantu. Jadi saya tahu setiap orang ingin tahu apa yang akan terjadi, tetapi Menteri Mattis sangat teliti dan memikirkan apa yang dibutuhkan para komandan, dan apa yang perlu dilakukan untuk membalikkan situasinya.”
Beberapa pejabat mengatakan strategi baru itu harus menghentikan unsur-unsur dari pemerintah Pakistan memberi dukungan kepada Taliban, dan untuk menghentikan ISIS supaya tidak berkembang.
“Terkait ISIS, situasinya tidak membaik di Afghanistan. Kita punya masalah dan kita harus mengalahkan mereka, dan fokus pada masalah itu,” imbuh Dana White.
Sebagian analis mengatakan meskipun jumlah ISIS di Afghanistan meningkat, kemampuan operasi kelompok itu sangat terhambat karena serangan dari Amerika dan juga Afghanistan. [em/jm]