Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menyediakan misil dan sejumlah senjata lain untuk membantu Filipina memerangi militan yang beraliansi dengan ISIS, dan memperbarui janji untuk membela sekutunya tersebut jika diserang di Laut China Selatan yang disengketakan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mewakili Trump dalam sebuah upacara, Senin (23/11), di Departemen Luar Negeri Filipina di Manila, di mana ia mengumumkan pengiriman misil dan bom ke militer Filipina.
Trump berjanji untuk memberikan misil senilai 18 juta dolar dalam percakapan telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte April lalu, kata Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin Jr.
Dalam kesempatan itu, O'Brien menyatakan ikut berbela sungkawa kepada Filipina yang bertubi-tubi dilanda badai yang menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan hebat. Ia juga menegaskan bantuan AS ke negara itu untuk memerangi pandemi virus corona.
Duterte telah meminta warga Amerika keturunan Filipina untuk memilih Trump dalam pemilu presiden AS beberapa waktu lalu, tetapi memberi selamat kepada Joe Biden, melalui juru bicaranya, karena memenangkan pemilu tersebut.
Ketika ditanya dalam jumpa pers online apakah ada pejabat yang ditemuinya di Vietnam dan Filipina yang menyuarakan keprihatinan tentang situasi pascapemilu di AS, O'Brien mengatakan tidak ada yang melakukannya. “Akan ada transisi pemerintahan jika pengadilan memang tidak mendukung Presiden Trump, '' katanya.
O'Brien mewakili Trump dalam KTT online baru-baru ini antara AS dan para pemimpin ASEAN, dan dalam KTT kepala-kepala negara Asia Timur yang juga dihadiri oleh China dan Rusia yang juga diadakan melalui video dan dituanrumahi oleh Vietnam.
Dalam pidatonya saat mengumumkan pengiriman misil di Manila, O'Brien mengungkapkan peran pemerintahan Trump dalam kekalahan ISIS di Timur Tengah dan pembunuhan pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, tahun lalu di Suriah. Ia juga memperbarui komitmen AS untuk membantu mengalahkan militan yang terkait dengan ISIS di Filipina selatan.
“Presiden Trump mendukung Presiden Duterte saat memerangi ISIS di sini, di Asia Tenggara, '' kata O'Brien. “Penyerahan bantuan senjata ini menggarisbawahi komitmen kami yang kuat dan abadi untuk aliansi penting kita.''
O'Brien mengungkapkan harapan mengenai berlanjutnya perjanjian keamanan utama yang memungkinkan pasukan Amerika terlibat dalam latihan tempur skala besar di Filipina. Duterte tadinya berencana membatalkan Perjanjian Pasukan Kunjungan dengan AS awal tahun ini tetapi kemudian menunda efektivitas keputusannya itu ke tahun depan, sebuah langkah yang disambut baik oleh O'Brien.
Ia mengatakan AS mendukung Filipina dalam upayanya melindungi hak kedaulatannya di Laut China Selatan. Filipina mengumumkan bulan lalu bahwa mereka akan melanjutkan eksplorasi minyak dan gas di atau dekat Reed Bank, yang terletak di lepas pantai barat negara itu dan juga diklaim oleh China. [ab/uh]