Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyampaikan “keprihatinan mendalam” mengenai pertempuran baru di Ukraina timur antara pemberontak pro-Rusia dan tentara pemerintah dan mengatakan pertempuran dekat perbatasan Rusia itu telah menimbulkan korban militer dan sipil.
Pernyataan hari Selasa (31/1) mengatakan pertempuran yang pecah hari Minggu di kawasan industri Promzona di luar Avdiivka menyebabkan 17 ribu warga sipil termasuk 2.500 anak tanpa air, pemanas atau listrik.
Seorang penduduk mengatakan dalam bahasa Rusia, "Katanya, pergi ketempa lain? Ya, kami mempertimbangkannya, mungkin kami harus pergi. Kalau situasi di Avdiivka tidak terselesaikan, pasti kami pergi dari sini.”
Deplu AS juga mengimbau gencatan senjata secepatnya.
Beberapa jam sebelumnya, Uni Eropa menyebut pertempuran itu “pelanggaran terang-terangan” Protokol Minsk tahun 2015, gencatan senjata yang dirundingkan atas bantuan pemimpin Jerman dan Perancis yang dirancang mencakup penarikan mundur senjata berat dari garis depan pertempuran.
Sejak itu, sudah ada laporan sejumlah pelanggaran gencatan senjata menyebabkan perundingan baru dan gencatan senjata baru. Kesepakatan terakhir semacam itu dilakukan di ibukota Belarus bulan Agustus lalu setelah peningkatan pertempuran di garis depan.
Kedua pihak saling menyalahkan atas kekerasan baru-baru ini, dengan Ukraina menuduh pemberontak menggunakan tank-tank dan peluncur granat terhadap tentara pemerintah. Peluncur granat termasuk dalam senjata kaliber berat yang seharusnya ditarik dari garis depan berdasarkan perjanjian awal.
Di pihaknya, pemimpin pemberontak di Donetsk yang memperjuangkan otonomi dari Ukraina sejak tahun 2014, melaporkan kerusakan besar infrastruktur sipil dalam siaran media yang menyerupai penilaian yang dirilis Amerika hari Selasa. [my/al]
