Amerika Serikat (AS), Jumat (29/9), menyerukan kepada Belgrade agar menarik mundur pasukannya dari perbatasan dengan Kosovo. AS mengeluarkan peringatan itu setelah mendeteksi pengerahan militer Serbia dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Gedung Putih mengatakan Serbia mengerahkan tank-tank dan artileri canggih di garis depan setelah baku-tembak fatal di sebuah biara di bagian utara Kosovoa pekan lalu.
Kekerasan yang mengakibatkan seorang polisi Kosovo dan tiga pria bersenjata Serbia tewas menandai salah satu eskalasi kekerasan paling buruk selama beberapa tahun di Kosovo, bekas provinsi Serbia yang memisahkan diri.
"Kami memantau pengerahan militer Serbia dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan dengan Kosovo," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada para wartawan. "(Pengerahan) itu termasuk memasang artileri canggih Serbia, tank, unit infanteri mekanis yang belum pernah terjadi sebelumnya."
"Kami yakin ini adalah perkembangan yang sangat mendestabilisasi," katanya. "Kami menyerukan Serbia untuk menarik mundur pasukan itu dari perbatasan."
Kirby mengatakan pengerahan terjadi pada pekan lalu, tetapi tujuannya belum jelas.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sudah menelepon Presiden Serbia Aleksandar Vucic untuk mendesak "deeskalasi (penurunan intensitas) segera dan kembali pada dialog."
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan berbicara dengan Perdana Menteri Kosovo.
Presiden Serbia Vucic tidak langsung membantah ada peningkatan pengerahan militer, tetapi menolak klaim bahwa pasukannya dalam keadaan siaga.
"Saya membantah kebohongan yang menyebutkan tingkat kesiapan tempur tertinggi pasukan kami, karena saya tidak memerintahkannya dan hal itu tidak akurat,” kata Vucic kepada wartawan.
“Kami bahkan tidak memiliki separuh pasukan yang kami miliki dua atau tiga bulan lalu.”
Mengkhawatirkan
Serbia mengatakan pada Rabu (27/9) bahwa menteri pertahanan dan kepala angkatan bersenjata sudah mengunjungi "zona pengerahan" tetapi tidak memberi perincian lebih lanjut.
Bentrokan pada Minggu (24/9) terjadi ketika sejumlah pria bersenjata berat Serbia menyerang sebuah patroli, beberapa kilometer dari perbatasan Serbia. Insiden itu menewaskan seorang polisi Kèsovo.
Puluhan penyerang kemudian membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks yang kemudian memicu baku-tembak selama satu jam. Tiga pria bersenjata tewas dan tiga lainnya ditahan dalam insiden tersebut.
Pemerintah Kosovo telah menuduh Belgrade mendukung keseluruhan operasi. Seorang anggota sebuah partai politik besar Kosovo Serbia mengaku memimpin kelompok pria bersenjata itu, kata pengacaranya pada Jumat (29/9).
Kirby mengatakan serangan itu memiliki "tingkat kecanggihan yang sangat tingi," melibatkan 20 kendaraan, senjata "kelas militer", peralatan dan pelatihan.
"Ini sangat mengkhawatirkan," kata Kirby. "Tidak terlihat seperti sekelompok pria yang bergabung untuk melakukan hal ini."
Kosovo memisahkan diri dari Serbia dalam perang berdarah pada 1998-1999 dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Belgrade dan Moskow tidak mengakui status Kosovo itu.[ft/ah]