Tautan-tautan Akses

AS Peringatkan Iran akan Ancaman ISIS-K Menjelang Ledakan Mematikan Awal Bulan Ini di Kerman


Sejumlah pelayat berduka di depan peti jenazah para korban ledakan bom di Kerman, yang ditutup oleh bendera Iran, dalam prosesi pemakaman pada 5 Januari 2024. (Foto: AP/Vahid Salemi)
Sejumlah pelayat berduka di depan peti jenazah para korban ledakan bom di Kerman, yang ditutup oleh bendera Iran, dalam prosesi pemakaman pada 5 Januari 2024. (Foto: AP/Vahid Salemi)

Pemerintah AS secara pribadi telah memperingatkan Iran bahwa afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan, bersiap untuk melakukan serangan teroris sebelum pemboman di Kerman awal bulan ini yang menewaskan 95 orang. Hal itu diungkapkan seorang pejabat AS yang tidak berwenang memberi komentar dan tidak mau disebutkan namanya ketika membahas soal intelijen itu.

Pejabat itu mengatakan pada Kamis (25/1), AS mengikuti kebijakan lamanya mengenai “kewajiban untuk memperingatkan” pemerintah negara lain tentang potensi ancaman mematikan.

Pejabat tersebut tidak merinci bagaimana AS, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran, menyampaikan peringatan itu, namun mengatakan bahw pejabat pemerintah AS "menyampaikan informasi tersebut karena kami tidak ingin melihat warga yang tak berdosa meninggal dalam serangan teror."

Media pemerintah Iran tidak mengakui bahwa AS memberi informasi itu kepada Teheran, dan misi Iran di PBB tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Jon Alterman, direktur program Timur Tengah di lembaga kajian CSIS di Washington, mengatakan peringatan itu mungkin mencerminkan keinginan AS yang lebih luas untuk melakukan dialog dengan Iran, meskipun muncul serangan oleh proksi yang didukung Iran terhadap kepentingan AS, Israel, dan negara-negara Barat lainnya baru-baru ini serta kemajuan yang dicapai program nuklir Teheran.

Aaron David Miller of Washington’s Wilson Center think tank largely concurred, noting the failed efforts on the nuclear deal and the improbability of transforming relations that have been largely antagonistic since the Islamic Republic's birth.

Aaron David Miller dari lembaga kajian Wilson Center di Washington sependapat dan mencatat kegagalan upaya memulihkan perjanjian nuklir dan ketidakmungkinan untuk mengubah hubungan yang bersifat bermusuhan sejak lahirnya Republik Islam.

"Anda tidak dapat mengubah hubungan AS-Iran. Yang bisa Anda lakukan adalah mencari kesempatan ... untuk bertransaksi, untuk mengurangi ketegangan dan menghindari peningkatan penyebab yaang dapat mengaraha kepada perang," ujarnya. [ps/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG