Amerika Serikat telah memperingatkan sebuah kelompok pembangkang Iran bahwa waktunya hampir habis untuk mengosongkan kamp pengasingannya di Irak.
Seorang pejabat kontra terorisme Amerika, Daniel Benjamin mengatakan, Jumat (6/7), Organisasi Mujahedeen Rakyat Iran, yang juga dikenal dengan nama Mujahedeen-e Khalq, atau Mek, harus menyelesaikan kepindahannya dari Kamp Ashraf, utara Baghdad, pada tanggal 20 Juli, batas waktu yang ditetapkan oleh pemerintah Irak.
Menurut Benjamin, menyelesaikan kepindahan itu pada tanggal tersebut merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton untuk menghapus atau tidaknya nama kelompok itu dari daftar organisasi teroris Amerika, yang harus dilakukannya paling lambat tanggal 1 Oktober.
Sebuah persetujuan PBB dan Irak menyerukan semua anggota Mek dipindah dari kamp Ashraf ke lokasi lain dekat Baghdad. Sekitar 2000 anggota Mek telah berkeras agar pemerintah Irak memenuhi banyak tuntutan kemanusiaan sebelum anggota mereka selebihnya ditempatkan kembali.
Irak memberi tempat perlindungan kepada para anggota Mek setelah revolusi Iran tahun 1979, namun menuduh beberapa anggota kelompok itu membantu mantan pemimpin Irak Saddam Hussein menumpas pemberontakan Syi’ah sekitar 20 tahun lalu.
Seorang pejabat kontra terorisme Amerika, Daniel Benjamin mengatakan, Jumat (6/7), Organisasi Mujahedeen Rakyat Iran, yang juga dikenal dengan nama Mujahedeen-e Khalq, atau Mek, harus menyelesaikan kepindahannya dari Kamp Ashraf, utara Baghdad, pada tanggal 20 Juli, batas waktu yang ditetapkan oleh pemerintah Irak.
Menurut Benjamin, menyelesaikan kepindahan itu pada tanggal tersebut merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton untuk menghapus atau tidaknya nama kelompok itu dari daftar organisasi teroris Amerika, yang harus dilakukannya paling lambat tanggal 1 Oktober.
Sebuah persetujuan PBB dan Irak menyerukan semua anggota Mek dipindah dari kamp Ashraf ke lokasi lain dekat Baghdad. Sekitar 2000 anggota Mek telah berkeras agar pemerintah Irak memenuhi banyak tuntutan kemanusiaan sebelum anggota mereka selebihnya ditempatkan kembali.
Irak memberi tempat perlindungan kepada para anggota Mek setelah revolusi Iran tahun 1979, namun menuduh beberapa anggota kelompok itu membantu mantan pemimpin Irak Saddam Hussein menumpas pemberontakan Syi’ah sekitar 20 tahun lalu.