Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama kini mempertimbangkan penarikan mundur semua pasukan Amerika dari Afghanistan selambat-lambatnya akhir tahun 2014, tapi semua pilihan dalam pertimbangan.
Juru bicara kepresidenan Jay Carney hari Selasa mengatakan pilihan yang dijuluki
“zero option" (pilihan nol) atau tidak ada lagi tentara AS berada di Afghanistan merupakan beberapa rencana yang mungkin dipertimbangkan pasca perang setelah perang Afghanistan. Namun, Carney juga mengatakan belum ada keputusan yang diambil dalam waktu dekat ini dan menambahkan bahwa akhir 2014 masih 18 bulan lagi.
“Saya ingin menjelaskan bahwa walaupun ada artikel suratkabar hari ini, ini bukan keputusan yang akan segera dibuat. Kita bicara tentang sisa kekuatan – sisa kekuatan yang potensial – dalam waktu 1,5 tahun. Jadi pembicaraan ini masih terus berlangsung,” papar Carney.
Jay Carney juga meremehkan laporan suratkabar harian New York Times bahwa Presiden Obama sedang mempertimbangkan “zero option” itu karena frustrasi, setelah berdebat dalam percakapan telepon dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai akhir Juni lalu.
"Memang kami menghadapi perbedaan pendapat pada masa silam, dan tidak diragukan lagi – hal itu akan terjadi lagi di masa depan. Tetapi inti kesepakatan itu adalah masa depan Afghanistan yang stabil, demokratis dan aman,” tambah Carney.
Jay Carney mengatakan Presiden Obama belum berbicara lagi dengan Presiden Hamid Karzai sejak pembicaraan telepon itu, tetapi mereka tampaknya akan kembali berbicara segera.
Sebelumnya, harian New York Times hari Selasa melaporkan bahwa Presiden Obama mempertimbangkan secara serius untuk menarik mundur semua pasukan Amerika dari Afghanistan karena kecewa dalam berurusan dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Harian itu mengatakan Obama kemungkinan akan mempercepat jadwal waktu untuk meninggalkan Afghanistan, dan pasukan Amerika akan pulang selambat-lambatnya pertengahan tahun depan. Rencana sekarang ini menetapkan pasukan yang tersisa akan tetap berada di Afghanistan setelah hampir semua tentara Amerika ditarik mundur pada akhir 2014.
Ini bukan indikasi pertama bahwa Amerika Serikat diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menarik semua pasukannya dari Afghanistan tahun depan. Para pejabat Amerika dalam menanggapi laporan Times tersebut, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pernyataan yang dibuat bulan Januari oleh Ben Rhodes, wakil penasehat keamanan nasional Gedung Putih, bahwa pilihan nol tersebut adalah pilihan yang akan dipertimbangkan Amerika, masih berlaku.
Surat kabar itu mengatakan hubungan antara kedua pemimpin telah merenggang yang mencapai titik terendah baru, saat Amerika bulan lalu mengambil langkah untuk membuka pembicaraan perdamaian dengan Taliban. Laporan itu mengatakan konferensi video tanggal 27 Juni yang dirancang untuk meredakan ketegangan antara kedua presiden “berakhir dengan buruk.”
Times melaporkan Karzai menuduh Amerika berusaha membina perdamaian terpisah dengan Taliban dan para para pendukungnya di Pakistan, dalam rancangan yang ia katakan akan membuat pemerintah Afghanistan rawan terhadap musuh-musuhnya.
Surat kabar tersebut mengatakan sejak konferensi video itu, pilihan untuk tidak meninggalkan pasukan Amerika di belakang telah bergeser dari apa yang dianggap skenario paling buruk menjadi alternatif lain yang sedang dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh di Washington dan Kabul.
New York Times melaporkan bahwa para pejabat telah mengingatkan bahwa belum ada keputusan diambil mengenai laju penarikan dan berapa banyak pasukan Amerika ditinggalkan di Afghanistan. Mereka mengatakan persetujuan keamanan jangka panjang adalah sasaran perundingan, tetapi sikap berunding yang mengeras di kedua pihak dapat mengakibatkan penarikan militer sepenuhnya seperti yang terjadi di Irak.
Seorang pejabat tinggi Barat di Kabul mengatakan kepada harian New York Times pilihan nol sekarang sedang dipandang sebagai jalan yang realistis.
Juru bicara kepresidenan Jay Carney hari Selasa mengatakan pilihan yang dijuluki
“zero option" (pilihan nol) atau tidak ada lagi tentara AS berada di Afghanistan merupakan beberapa rencana yang mungkin dipertimbangkan pasca perang setelah perang Afghanistan. Namun, Carney juga mengatakan belum ada keputusan yang diambil dalam waktu dekat ini dan menambahkan bahwa akhir 2014 masih 18 bulan lagi.
“Saya ingin menjelaskan bahwa walaupun ada artikel suratkabar hari ini, ini bukan keputusan yang akan segera dibuat. Kita bicara tentang sisa kekuatan – sisa kekuatan yang potensial – dalam waktu 1,5 tahun. Jadi pembicaraan ini masih terus berlangsung,” papar Carney.
Jay Carney juga meremehkan laporan suratkabar harian New York Times bahwa Presiden Obama sedang mempertimbangkan “zero option” itu karena frustrasi, setelah berdebat dalam percakapan telepon dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai akhir Juni lalu.
"Memang kami menghadapi perbedaan pendapat pada masa silam, dan tidak diragukan lagi – hal itu akan terjadi lagi di masa depan. Tetapi inti kesepakatan itu adalah masa depan Afghanistan yang stabil, demokratis dan aman,” tambah Carney.
Jay Carney mengatakan Presiden Obama belum berbicara lagi dengan Presiden Hamid Karzai sejak pembicaraan telepon itu, tetapi mereka tampaknya akan kembali berbicara segera.
Sebelumnya, harian New York Times hari Selasa melaporkan bahwa Presiden Obama mempertimbangkan secara serius untuk menarik mundur semua pasukan Amerika dari Afghanistan karena kecewa dalam berurusan dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Harian itu mengatakan Obama kemungkinan akan mempercepat jadwal waktu untuk meninggalkan Afghanistan, dan pasukan Amerika akan pulang selambat-lambatnya pertengahan tahun depan. Rencana sekarang ini menetapkan pasukan yang tersisa akan tetap berada di Afghanistan setelah hampir semua tentara Amerika ditarik mundur pada akhir 2014.
Ini bukan indikasi pertama bahwa Amerika Serikat diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menarik semua pasukannya dari Afghanistan tahun depan. Para pejabat Amerika dalam menanggapi laporan Times tersebut, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pernyataan yang dibuat bulan Januari oleh Ben Rhodes, wakil penasehat keamanan nasional Gedung Putih, bahwa pilihan nol tersebut adalah pilihan yang akan dipertimbangkan Amerika, masih berlaku.
Surat kabar itu mengatakan hubungan antara kedua pemimpin telah merenggang yang mencapai titik terendah baru, saat Amerika bulan lalu mengambil langkah untuk membuka pembicaraan perdamaian dengan Taliban. Laporan itu mengatakan konferensi video tanggal 27 Juni yang dirancang untuk meredakan ketegangan antara kedua presiden “berakhir dengan buruk.”
Times melaporkan Karzai menuduh Amerika berusaha membina perdamaian terpisah dengan Taliban dan para para pendukungnya di Pakistan, dalam rancangan yang ia katakan akan membuat pemerintah Afghanistan rawan terhadap musuh-musuhnya.
Surat kabar tersebut mengatakan sejak konferensi video itu, pilihan untuk tidak meninggalkan pasukan Amerika di belakang telah bergeser dari apa yang dianggap skenario paling buruk menjadi alternatif lain yang sedang dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh di Washington dan Kabul.
New York Times melaporkan bahwa para pejabat telah mengingatkan bahwa belum ada keputusan diambil mengenai laju penarikan dan berapa banyak pasukan Amerika ditinggalkan di Afghanistan. Mereka mengatakan persetujuan keamanan jangka panjang adalah sasaran perundingan, tetapi sikap berunding yang mengeras di kedua pihak dapat mengakibatkan penarikan militer sepenuhnya seperti yang terjadi di Irak.
Seorang pejabat tinggi Barat di Kabul mengatakan kepada harian New York Times pilihan nol sekarang sedang dipandang sebagai jalan yang realistis.