Amerika Serikat menyambut baik pengumuman dewan kedaulatan Sudan pada Kamis (15/8) yang mengizinkan penggunaan perbatasan Adre dengan Chad selama tiga bulan, sambil melanjutkan upaya untuk membawa kedua belah pihak dari faksi-faksi militer Sudan yang bertikai ke meja perundingan.
Pembukaan perbatasan Adre adalah langkah yang telah lama ditunggu-tunggu oleh organisasi-organisasi bantuan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terancam kelaparan di wilayah Darfur. Negara yang dilanda perang itu menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Kami “menyambut baik berita yang berkaitan dengan penyeberangan perbatasan dengan Chad ini,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada VOA dalam penjelasannya pada hari Kamis. “Kami terus menyerukan kepada SAF (Angkatan Bersenjata Sudan) dan RSF (Pasukan Dukungan Cepat) untuk memfasilitasi akses kemanusiaan tanpa batas melalui semua saluran yang tersedia.”
Amerika Serikat telah mengundang para pemimpin dari kedua faksi yang bertikai ke Jenewa, Swiss, untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan merundingkan potensi gencatan senjata guna mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung selama 16 bulan.
SAF telah menolak perundingan tersebut beberapa hari sebelumnya, sementara delegasi RSF, meskipun berada di Swiss, tidak hadir dalam sesi terbuka yang berlangsung pada Rabu.
“Kami masih sangat fokus untuk membuat kedua belah pihak di Sudan kembali berunding dan mencapai kesepakatan yang berarti tentang meletakkan senjata mereka dan melakukan hal yang benar untuk rakyat Sudan,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan. Kamis.
“Anda tentu membutuhkan kedua pihak militer yang bertikai untuk menjadi bagian dari” pembicaraan mengenai penghentian kekerasan, kata Patel kepada wartawan pada hari Kamis.
Para diplomat dari Uni Afrika, Mesir, Arab Saudi, Swiss, Uni Emirat Arab dan PBB menghadiri pembicaraan yang dimediasi AS, yang dibuka pada hari Rabu.
“Hari ke-2 perundingan diplomatik kami mengenai Sudan sedang berlangsung. Kami melanjutkan kerja keras kami dengan mitra-mitra internasional untuk menyelamatkan nyawa dan memastikan kami mencapai hasil nyata berdasarkan Proses Jeddah dan menerapkan Deklarasi Jeddah,” tulis Utusan Khusus AS untuk Sudan Tom Perriello di platform X.
Deklarasi Jeddah, yang dicapai pada bulan Mei 2023, menyerukan akses penuh terhadap pemberian bantuan melalui darat dan udara untuk semua masyarakat tanpa memandang siapa yang menguasai wilayah tersebut.
Pertempuran yang telah berlangsung lebih dari setahun antara pasukan SAF dan RSF telah menyebabkan hampir 10 juta orang mengungsi di seluruh negara di wilayah Tanduk Afrika itu dan menyebabkan 26 juta orang menghadapi kelaparan tingkat krisis.
“Sistem medis di Sudan berada pada titik krusial. Rumah sakit yang dirancang untuk melayani puluhan ribu orang kewalahan menangani lebih dari setengah juta pengungsi, sementara bantuan yang dijanjikan masyarakat internasional sebagian besar masih belum tersalurkan,” kata Adil Al-Mahi, direktur organisasi kemanusiaan MedGlobal di Sudan, kepada VOA pada hari Kamis. [ab/ka]
Forum