Tautan-tautan Akses

AS Selidiki Pembocoran Dokumen Rahasia Terkait Rencana Serangan Israel


Bendera Israel dan Amerika dikibarkan di dekat Gedung Capitol AS selama unjuk rasa di National Mall di Washington, 14 November 2023. (Foto: Reuters)
Bendera Israel dan Amerika dikibarkan di dekat Gedung Capitol AS selama unjuk rasa di National Mall di Washington, 14 November 2023. (Foto: Reuters)

Penyelidikan juga akan menyorot bagaimana dokumen-dokumen tersebut diperoleh—termasuk apakah ini merupakan kebocoran yang disengaja oleh anggota komunitas intelijen AS atau diperoleh dengan metode lain, seperti peretasan.

Amerika Serikat tengah menyelidiki pembocoran dokumen rahasia secara tidak sah yang membahas rencana Israel menyerang Iran, kata tiga pejabat AS kepada kantor berita Associated Press. Seorang pejabat AS lainnya mengatakan dokumen-dokumen tersebut tampaknya sah.

Dokumen-dokumen itu diatribusikan kepada Badan Intelijen Geospasial dan Badan Keamanan Nasional AS dan menyatakan bahwa Israel masih memindahkan aset-aset militernya sebelum melancarkan serangan balasan atas serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober lalu. Dokumen-dokumen tersebut dapat diakses aliansi “Five Eyes” (Lima Mata), yaitu AS, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.

Dokumen-dokumen yang dilabeli sebagai “top secret” (sangat rahasia) itu diunggah ke aplikasi pesan Telegram dan pertama kali dilaporkan oleh media CNN dan Axios. Para pejabat berbicara kepada AP dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas masalah ini secara terbuka.

Penyelidikan juga akan menyorot bagaimana dokumen-dokumen tersebut diperoleh—termasuk apakah ini merupakan kebocoran yang disengaja oleh anggota komunitas intelijen AS atau diperoleh dengan metode lain, seperti peretasan—dan apakah ada informasi intelijen lain yang dibocorkan, kata salah satu pejabat. Sebagai bagian dari penyelidikan itu, para pejabat sedang berupaya menentukan siapa yang memiliki akses ke dokumen-dokumen itu sebelum diunggah, kata salah satu pejabat.

AS telah mendesak Israel untuk menggunakan momentum dari tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, dan juga telah memperingatkan Israel untuk tidak memperluas operasi militernya di Lebanon utara dan mengambil risiko akan terjadinya perang regional yang lebih luas. Namun, para pemimpin Israel telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak akan membiarkan serangan rudal Iran tanpa balasan.

Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan pihaknya mengetahui laporan-laporan mengenai dokumen-dokumen tersebut, tapi tidak memberikan komentar lebih lanjut. Militer Israel belum menanggapi permintaan komentar atas bocornya dua dokumen tersebut.

Dokumen-dokumen tersebut pertama kali beredar secara daring pada Jumat (18/10) melalui sebuah saluran di Telegram, yang mengklaim bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dibocorkan oleh seseorang dalam komunitas intelijen AS, dan kemudian oleh Departemen Pertahanan AS. Informasi tersebut tampaknya diperoleh secara keseluruhan melalui analisis citra satelit.

Salah satu dari dua dokumen itu mirip dengan materi lain dari Badan Intelijen Geospasial Nasional AS yang dibocorkan oleh Jack Teixeira, seorang anggota Garda Nasional Udara yang pada bulan Maret lalu mengaku bersalah setelah membocorkan dokumen militer yang sangat rahasia mengenai perang Rusia di Ukraina dan rahasia keamanan nasional lainnya.

Kanal Telegram yang menjadi sumber kebocoran dokumen mengaku sebagai kanal yang berbasis di Teheran, ibu kota Iran. Kanal itu sebelumnya menerbitkan meme yang menampilkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan materi yang mendukung “Poros Perlawanan” Teheran, yang mencakup kelompok-kelompok militan Timur Tengah yang dipersenjatai oleh Republik Islam. [br/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG