Amerika Serikat, pada Minggu (12/11), melakukan serangan terhadap dua lokasi yang terkait dengan Iran di Suriah sebagai tanggapan atas serangan terhadap personel AS, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Serangan tersebut merupakan yang ketiga kalinya dalam waktu kurang dari tiga minggu di mana militer AS menarget sejumlah lokasi di Suriah yang mereka katakan terkait dengan Iran yang dianggap mendukung berbagai kelompok bersenjata. AS mengatakan Iran bertanggung jawab atas meningkatnya serangan terhadap pasukannya di Timur Tengah.
“Pasukan militer AS melakukan serangan jitu hari ini terhadap fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok yang berafiliasi dengan Iran sebagai tanggapan atas serangan berkelanjutan terhadap personel AS di Irak dan Suriah,” kata Austin dalam sebuah pernyataan.
“Serangan tersebut dilakukan terhadap fasilitas pelatihan dan rumah persembunyian masing-masing di dekat Kota Albu Kamal dan Mayadeen,” kata Austin.
Amerika Serikat sebelumnya pada Rabu (8/11) menarget tempat penyimpanan senjata yang terkait dengan Teheran di Suriah dan juga menyerang dua fasilitas di negara tersebut pada tanggal 26 Oktober yang AS sebut tempat itu digunakan oleh Iran dan organisasi afiliasinya.
Washington mengatakan serangkaian serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan berulang kali terhadap pasukan Amerika Serikat di Irak dan Suriah melibatkan lebih dari 45 serangan sejak 17 Oktober dan telah melukai puluhan personel AS.
Meningkatnya serangan terhadap pasukan AS dalam beberapa pekan terakhir ini terkait dengan perang antara Israel dan Hamas. Perang itu dimulai ketika kelompok militan Palestina melakukan serangan lintas batas mengejutkan dari Gaza pada tanggal 7 Oktober yang menurut para pejabat Israel menewaskan sekitar 1.200 orang.
Militer Israel merespons dengan serangan udara, darat dan laut tanpa henti di Gaza yang menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 11.100 orang. Jumlah kematian tersebut telah memicu kemarahan luas di Timur Tengah, dan kecaman terhadap Washington dari kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Terdapat sekitar 2.500 tentara Amerika Serikat di Irak dan sekitar 900 di Suriah sebagai bagian dari upaya mencegah kebangkitan kelompok ISIS.
Kelompok militan tersebut pernah menguasai wilayah penting di kedua negara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan darat setempat yang didukung oleh serangan udara internasional dalam konflik berdarah selama bertahun-tahun. [my/rs]
Forum