Amerika Serikat sedang mempersiapkan sanksi terhadap individu dan perusahaan China yang telah memperoleh keuntungan dari pencurian rahasia dagang lewat peretasan, demikian laporan harian Washington Post hari Minggu (30/8).
Mengutip pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama yang tidak disebutkan namanya, harian itu mengatakan AS belum memutuskan apakah akan mengeluarkan sanksi tadi, tapi keputusan diduga akan segera.
Obama menandatangani sebuah perintah eksekutif pada tanggal 1 April yang memberi otorisasi kepada Departemen Keuangan, dalam konsultasi dengan Jaksa Agung dan Menteri Luar Negeri, untuk membekukan aset dan memblokir transaksi dengan siapa pun yang bertanggung jawab atas peretasan terhadap AS atau menerima informasi demi keuntungan finansial.
Masalah ini telah menjadi fokus pemerintahan Obama tahun ini, termasuk pembentukan badan federal baru untuk menganalisa ancaman terhadap keamanan internet pada bulan Februari, dan perintah eksekutif lain yang mendorong perusahaan agar berbagi informasi tentang ancaman peretasan dengan pemerintah dan satu sama lain.
China telah lama menjadi fokus tuduhan peretasan terhadap perusahaan-perusahaan dan pemerintah Amerika. Pada bulan Mei, AS mendakwa lima perwira militer China melakukan spionase ekonomi terhadap perusahaan-perusahaan Amerika. China membantah tuduhan tersebut.
Mengeluarkan sanksi akan menjadi respon yang berbeda oleh AS. Pejabat pemerintah yang dikutip oleh Washington Post mengatakan respon itu adalah bagian dari "strategi komprehensif untuk menghadapi para pelaku." Pejabat itu mengatakan langkah-langkah ini juga mencakup upaya-upaya diplomatik, kebijakan perdagangan dan penegakan hukum, dan bahwa secara bersama-sama mereka akan menunjukkan kepada China bahwa perilaku demikian akan merugikan hubungan AS-China.