Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji penjatuhan sanksi baru terhadap Moskow yang diumumkan Uni Eropa Sabtu (25/2) lalu, dia juga meminta lebih banyak dukungan internasional.
“Kami mampu mengakhiri agresi Rusia tahun ini,” ujar Zelenskyy.
Namun, AS tidak mempertimbangkan kemungkinan Ukraina melengkapi sistem pertahanan mereka dengan pesawat tempur F-16 dan artileri jarak jauh, menurut penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dalam program “This Week” stasiun TV ABC.
“Pada tahap ini, yang menjadi unsur penting adalah kemampuan manuver di darat. Itu berarti tank-tank, kendaraan lapis baja, kendaraan tempur infanteri. Isu pesawat tempur F16 itu untuk dibahas nanti,” jelasnya.
Akan tetapi, beberapa anggota Kongres AS ingin berbuat lebih sekarang juga, termasuk anggota DPR dari Partai Republik, Michael McCaul, yang berbicara pada acara yang sama.
“Kita bisa menambahkan ke dalam RUU alokasi belanja kita prioritas sistem alutsista yang dikehendaki, kami bermaksud melakukan hal itu. Saya rasa dengan tekanan yang cukup dari Kongres, baik di pihak Republik maupun Demokrat, kita bisa mengusahakan agar Ukraina benar-benar memperoleh alutsista yang mereka butuhkan untuk memenangkan perang ini,” kata McCaul.
Namun AS tidak bisa melakukannya sendirian. Pemerintahan Biden perlu meyakinkan sekutu Eropa agar memberi sumbangan lebih banyak.
Senator Dan Sullivan dari Partai Republik berbicara di acara televisi NBC “Meet the Press”, “Mereka [sekutu Eropa] telah berkomitmen untuk membelanjakan minimum 2% PDB mereka untuk pertahanan. Itu seharusnya menjadi batas bawah, bukan plafon. Mayoritas anggota NATO tidak melakukan hal itu.”
Sementara itu, dari segi diplomasi, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan, dia akan berkunjung ke China pada bulan April untuk membahas usaha mediasi perdamaian Beijing.
AS juga ingin mempertahankan agar jalur komunikasi tetap terbuka, demikian kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan di NBC, tetapi sejauh ini tidak ada rencana pembicaraan tingkat tinggi antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.
“Tidak ada yang dijadwalkan saat ini, meskipun saya mengantisipasi kedua pemimpin itu akan berbicara pada momen tertentu dan tidak lama lagi.”
Sullivan juga menekankan bahwa saluran komunikasi militer dengan China diperlukan untuk menghindari eskalasi, kesalahan, atau peristiwa dadakan. [jm/rd]
Forum